Duhai ibu PertiwiÂ
Sudah sekian lama Negeri ini dijajah oleh bangsa asing.
Kini kemerdekaan itu sudah sampai ke tujuh-tujuh tahun..
Angka keramat yang dibayar dengan darah dan nyawa hanya untuk merdeka..
Ku tak pernah melupakan jasamu, yang tak segan mengambil alih Negeri tercinta ini dari tangan asing..
Meski harus dibayar dengan darah dan nyawa, akibat dentuman peluru yang menembus dadamu..
Namamu terkenang sebagai pahlawanÂ
Meski kau tidak pernah mengharap imbalan..
Bahkan nyawamu kau pasrahkan hanya untuk merdeka dari penjajahan..
Bambu runcing sebagai senjata untuk melawan, meski banyak peluruh melesat tanpa ampun mengancam nyawa..
Langkahmu tak gentar..
Keyakinanmu tak pernah pudar..
Hanya untuk sebuah negeri mendapatkan kemerdekaannya..
Kini sudah terbalas, harta yang pernah di rampas..
Kini kita merdeka atas jasa para pahlawan kita..
Rawatlah dan pertahankan dengan segenap jiwa dan raga, karena dulu darah dan nyawa menjadi taruhan untuk merdeka..
Puisi kenangan untuk para pahlawan kitaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H