Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merdeka di Siang Hari, Sengsara pada Malam Hari

16 Agustus 2022   13:02 Diperbarui: 16 Agustus 2022   13:04 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Merdeka di siang hari, dan sengsara pada malam hari"  Masih menjadi PR bagi pemerintah dalam hal ini Pembangkit Tenaga Listrik akan adanya pemerataan pada daerah-daerah terpencil yang cukup jauh dari akses energi listrik, sehingga masyarakat di pelosok juga menikmati kekayaan negeri ini"

Menginjak 77 tahun bangsa kita menyatakan kemerdekaannya tertanggal 17 Agustus 1945 sampai dengan 17 Agustus 2022, suatu proses dan perjalanan yang cukup panjang bagi bangsa kita hingga sampai saat ini.

Persatuan dan kesatuan dan kebhinekaan ditengah masyarakat multikulturalisme, menjadi semangat dan spirit kita untuk bangkit bersama, dan bangkit lebih cepat, seperti Jargon bangsa kita saat ini Pulih lebih cepat dan pulih lebih kuat.

Recover together, Recover Stronger tidak hanya sekedar Jargon saja, namun harus mampu diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Masih banyak persoalan yang menjadi PR kita bersama, mulai dari problem ekonomi, pendidikan, kesehatan, pertanian, sosial budaya, hukum, dan masih banyak lainnya.

Memasuki tahun yang ke 77 kemerdekaan Bangsa Indonesia, ditengah ancaman krisis pangan Global, Indonesia masih terbilang menjadi raksasa ekonomi yang cukup diperhitungkan, faktanya stabilitas dan kondusifitas regulasi dalam negara kita masih stabil dan menjadi apresiasi kita bersama.

Tetapi dibalik adanya kemajuan dan kemegahan di Negeri kita yang berkembang cukup pesat, masih cukup banyak masyarakat yang termarginelkan dan masuk dalam kategori kemiskinan sebab pemerataan masih belum terlampaui.

Penulis istilahkan "Merdeka Disiang Hari, Sengsara dimalam Hari", masih terjadi di pelosok negeri ini. Masih cukup banyak kampung-kampung dan desa-desa yang belum terlaris listrik secara merata, terutama daerah yang terpinggirkan dan jauh dari akses.

Sementara daerah yang masih belum maksimal soal energi listrik ini ada yang menggunakan tenaga Surya, genset, dan alat penerang lainnya, sehingga pada malam hari yang ada kegelapan, tanpa bisa beraktifitas lebih maksimal lagi.

Dikutip dari laman ESDM.go.id, Pada Tahun 2021, daerah di propinsi Kalimantan Utara masih ada 306 desa yang belum menikmati aliran Listrik. 

Rasio elektrifikasi provinsi termuda di Indonesia mencapai 68,94%. Kabupaten Nunukan merupakan daerah dengan rasio desa terlistriki paling rendah (25,83%) dan rasio elektrifikasi 58,34%. Potensi energi mikrohidro di Indonesia bagian utara ini juga belum diinventarisasi dengan baik.

Energi Listrik sudah menjadi kebutuhan Primer dalam kehidupan 

Begitu besarnya peran kelistrikan atau energi yang memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Ada banyak efek dan dampak dari daerah yang masih belum teraliri Listrik secara maksimal, baik terhadap pendidikan, ekonomi, sosial budaya, dan keterlambatan akan berkembangnya suatu daerah.

Disinilah peran penting pemerintah yang cukup signifikan berkaitan dengan energi listrik yang sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat.

Karena listrik menjadi fondasi awal bagi suatu perkembangan dan aktifitas manusia, apalagi saat ini sudah memasuki era digitalisasi dimana energi Listrik adalah hal mendasar yang bisa membuat segala sesuatu menyala, termasuk smart phone yang sudah lengket pada manusia,,,saking lengketnya melebihi istri muda.

Pentingnya sistem dan pemerataan energi listrik bagi daerah yang tertinggal 

Kita ketahui bersama, Indonesia sangat kaya akan pulau, bahkan terdiri dari pulau-pula yang dikelilingi oleh lautan, namun secara prinsip persatuan dan kesatuan menjadi hal utama untuk mengajarkan nilai-nilai humanisme dan kebangsaan ditengah masyarakat yang beragam.

Lantaran terdiri pulau-pulau inilah, terindikasi masih cukup banyak daerah tertinggal yang belum mendapatkan aliran listrik secara maksimal, terutama daerah diluar Jawa seperti Kalimantan dan Papua.

Yang pasti pemerintah sudah berusaha keras membangun daerah tertinggal melalui kementerian desa, ESdm, dan kementerian lainnya untuk mendorong terciptanya desa yang maju.

Presiden Jokowi yang terus menggalakkan infrastruktur di daerah luar pulau Jawa dengan konsep pemerataan, tujuannya tidak lain supaya memudahkan akses kebutuhan bahan maupun pangan sebagai sebuah pemerataan.

Begitupun dengan energi Listrik yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat, tentu sangatlah dibutuhkan pemerataan aliran listrik terutama didaerah yang terisolir, sehingga kenyamanan dan kesejahteraan bagi masyarakat yang tertinggal juga menikmati hasil pembangunan dan pemerataan yang digalakkan oleh pemerintah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun