Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Intensitas Jalinan Komunikasi para Ketum Partai, Disinyalir Semakin Menguatkan Kongsi untuk Berkoalisi

3 Agustus 2022   06:19 Diperbarui: 3 Agustus 2022   06:20 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketum NasDem Surya Paloh, dan mantan Presiden PKS Sohibul Iman, saat menghadiri resepsi pernikahan putri Anis Baswedan, Sumber : kompas.com

"Para pengamat mensinyalir adanya pertemuan antar ketua umum partai politik itu, bukan suatu kebetulan atau tanpa direncanakan. AHY, Surya Paloh, dan Sohibul Iman yang saat ini menjabat sebagai dewan Suro PKS, ketiganya menghadiri resepsi putri sulung Gubernur DKI Jakarta Anis Rasyid Baswedan"

Intensitas komunikasi pada elit partai politik disinyalir semakin menguatkan akan terjadinya kerjasama politik untuk menyongsong pemilu 2024 nantinya.

Partai keadilan Sejahtera (PKS), Demokrat dan NasDem, sepertinya sudah mulai menampakkan diri menghangatkan situasi percaturan politik nasional.

Meski belum ada pernyataan secara resmi dari tiga partai politik tersebut untuk berkoalisi, namun kemesraan dan bangunan komunikasi yang semakin intens, publik pun sudah mulai mengendus adanya kerjasama antar ketiga partai tersebut.

Sesuai dengan peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU), bahwa adanya ambang batas atau presidensial Treshold yang harus mencapai 20%, tentu saja partai-partai yang besar sekalipun harus melakukan kerjasama atau bahasa kerennya Koalisi.

Koalisi antar partai ini memang menjadi suatu keharusan bagi partai politik yang persentasenya di bawah 20%, karena aturan tersebut sebagai syarat mutlak untuk bisa mengusung calon presiden maupun wakil presiden.

Dikutip dari laman kompas.com, hasil perolehan suara partai Demokrat pada pemilu 2019 hanya 7,77 %, PKS memperoleh 8,21 %, dan partai NasDem memperoleh 9,05 %.

Jika ketiga Partai tersebut melakukan kerjasama politik untuk berkontestasi pada pemilu 2024, maka ketiga partai tersebut sudah sangat memenuhi persyaratan ambang batas 20%.

Baca juga : Duet Anis - Ganjar, mungkinkah akan terjadi pada pemilu 2024

Apa sih yang tidak mungkin dalam percaturan politik, semua bisa terjadi dengan begitu cepatnya layaknya kilat yang menyambar pepohonan, begitu pun dengan politik, yang saat ini para elit partai Demokrat, NasDem dan PKS, seperti lagi kasmaran dan saling menjajaki satu sama lain untuk mencari kesamaan frekuensi kepentingan pada pemilu 2024.

Walaupun penggiringan opini yang digadang-gadang Anis-AHY sebagai sosok yang paling banyak memiliki peluang untuk menjadi pemenang, namun semua bisa berubah dalam sekejap pandangan.

PKS, NasDem, dan Demokrat

Pasca Rakernas Nasional Demokrat mengumumkan rekomendasinya pada.tiga sosok yang berpotensi untuk di capreskan, NasDem seperti magnet yang mampu menarik partai-partai yang lain untuk berkoalisi.

Sejauh ini masih belum ada pernyataan resmi dari ketua umum partai untuk berkoalisi, namun intensitas komunikasi masih terus berjalan, bahkan di kabarkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah tiga kali tatap muka dengan Ketum NasDem Surya Paloh.

Para pengamat politik pun semakin kuat menduga bahwa bangunan komunikasi politik antar Ketum partai tersebut menjadi simbol untuk melakukan kerjasama menyongsong pemilu 2024.

Tidak hanya partai Demokrat saja yang sudah membangun komunikasi dengan NasDem, PKS pun terus berupaya melakukan intensitas komunikasi untuk bisa berkoalisi dengan NasDem, untuk mendorong putra terbaik bangsa menjadi orang nomor satu di republik ini.

Dikutip dari laman kompas.com, Juru Bicara PKS Muhammad Kholid mengungkapkan pihaknya tengah menjalin komunikasi intensif dengan Partai Demokrat, serta Partai Nasdem.

Baca juga : Pemilu 2024 dan Syahwat Politik para elite untuk kembali berkuasa

Koalisi Belum Final, Nama Anis - AHY menjadi Buah Bibir

Penggiringan isu, bahkan survey politik kerap memunculkan duet Anis-AHY memiliki potensi kuat untuk menang, problnya  saat ini  masih abu-abu. Artinya belum ada kepastian dan finalisasi kendaraan politik untuk berkoalisi.

Sementara itu Gubernur DKI itu belum memiliki kendaraan politik, hanya saja bersifat rekomendatif dari partai NasDem.

Mungkinkah Anis akan menjadi gelandangan politik, seperti yang diprediksikan para buzzer untuk menjatuhkan Nama Anis di depan publik?

Yang jelas nama Anis masih memiliki elektabilitas yang tinggi, meski kerap di hujat dan dijatuhkan oleh para buzer.

Para pengamat politik pun hanya menduga-duga saja, dan terus melakukan simulasi dengan memasangkan para tokoh untuk di capreskan pada pemilu 2024.

Masing-masing partai politik yang jelas sudah memiliki strategi masing-masing untuk ikut kontestasi pemilu 2024, tinggal lihat bagaimana skenario yang sedang di bangun oleh para elite dalam percaturan politik di negeri yang majemuk ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun