"Peristiwa terjadinya banjir bandang yang menerjang kabupaten Garut, pada Sabtu, (16/07/22) sejenak membuat kita menghela nafas panjang, karena datangnya banjir akibat curah hujan yang tinggi serta kondisi cuaca yang tidak menentu, bahkan terbilang cukup aneh karena banjir bandang terjadi di bulan kemarau"Â
Tentu semua peristiwa yang terjadi dimuka bumi ini, pada ujungnya kita kembalikan dan pasrahkan pada Tuhan yang maha kuasa, karena kehendakNya semua bisa terjadi dalam hitungan detik saja.
Terjadi dalam hitungan jam, warga kota Garut dan Bekasi terpaksa harus meninggalkan tempat mereka berteduh, tentu hal itu menjadi duka kita bersama.
Dikutip dari laman cnnindonesia.com Banjir di kota Garut dan Bekasi yang terjadi pada Sabtu, 16 Juli 2022, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana  (BNPB) sejak kemaren berdampak pada 142 kepala keluarga (KK), atau sekitar 478 jiwa, dan ada 109 warga yang dilaporkan masih mengungsi.
Meski dilaporkan tidak ada korban jiwa pada banjir yang sedang melanda kota Garut dan Bekasi itu, namun setidaknya ada banyak kerusakan dan kerugian yang dialami oleh warga.
Banjir yang sempat melanda 20 desa itu mengakibatkan 9 unit rumah rusak berat. Selain itu 2 fasilitas pendidikan dan 4 fasilitas umum juga terdampak. Akses jalan di Kampung Ujung juga dikabarkan terputus. Cnnindonesia.com
Banjir bandang di bulan kemarau ujian atau sebuah peringatan ?Â
Terjadinya peristiwa banjir bandang akibat kondisi cuaca ekstrem, meski sebenarnya terjadi di bulan kemarau yang secara umum tingkat curah hujan cukup rendah.
Akan tetapi berbeda situasinya dengan peristiwa yang terjadi di Garut, Bekasi, Tangerang bahkan di ibu kota Jakarta, banjir sepertinya sudah sangat akrab dengan wilayah tersebut.
Terlepas dari kondisi cuaca ekstrem dan cuaca tidak menentu, namun perlu kita waspadai kondisi alam yang sudah mulai tidak berimbang, faktanya banjir bandang terjadi secara tak terduga di bulan kemarau.
Tentu peristiwa terjadinya banjir bandang pastinya menjadi duka kita bersama, dan menjadi kepedihan warga yang tertimpa musibah banjir, terlepas apakah hal itu adalah ujian atau sebuah peringatan dari Tuhan yang maha esa, namun ikhtiar, sabar, introspeksi diri, serta mawas diri, sehingga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran atas peristiwa tersebut.
Pemerintah dan warga kembali harus mengevaluasi atas bencana alam yang terjadi di bulan kemarau ini
Memang cukup aneh karena kondisi alam yang tidak menentu, dimana kondisi yang semestinya sudah memasuki bulan kemarau dengan tingkat curah hujan yang rendah, namun di Jawa Barat khususnya malah justru sebaliknya.
Menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua, apa yang salah sebenarnya, apa memang ekosistem alam yang sudah berjalan tidak sesuai dengan porosnya ? Atau memang semuanya adalah kehendak Tuhan yang maha kuasa, entahlah hati ini hanya bertanya-tanya atas musibah yang sedang melanda saudara-saudara kita, semoga diberi kesabaran dan ketabahan atas ujian ini.
Pasca terjadinya banjir yang melahap kota Garut, Bekasi dan sekitarnya ada banyak sisa kotoran, reruntuhan bangunan, serta lumpur yang masih terus dibersihkan. Bahkan hari ini warga yang mengungsi sudah mulai kembali ketempat tinggalnya untuk membersihkan sisa-sisa banjir.
Atas peristiwa terjadinya banjir di Jawa barat tersebut, maka menjadi evaluasi bagi kita bersama bahwa pentingnya investasi hijau sebagai bentuk dan antisipasi atas terjadinya banjir, sehingga dataran tinggi tidak mudah longsor yang menyebabkan banjir bandang yang beraroma lumpur segar.
Dengan demikian investasi hijau ini perlu digalakkan baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat yang harus bahu membahu bekerjasama tidak hanya untuk kesejahteraan masyarakat, namun juga diarahkan untuk penanggulangan terjadinya peristiwa-peristiwa yang kerap terjadi diluar dugaan manusia.
Semoga dengan peristiwa banjir tersebut, saudara-saudara kita di kota Garut, Bekasi dan sekitarnya di beri kesabaran dan ketabahan menghadapi segala kemungkinan cobaan yang hadir menjadi duka bersama ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H