Tentu peristiwa terjadinya banjir bandang pastinya menjadi duka kita bersama, dan menjadi kepedihan warga yang tertimpa musibah banjir, terlepas apakah hal itu adalah ujian atau sebuah peringatan dari Tuhan yang maha esa, namun ikhtiar, sabar, introspeksi diri, serta mawas diri, sehingga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran atas peristiwa tersebut.
Pemerintah dan warga kembali harus mengevaluasi atas bencana alam yang terjadi di bulan kemarau ini
Memang cukup aneh karena kondisi alam yang tidak menentu, dimana kondisi yang semestinya sudah memasuki bulan kemarau dengan tingkat curah hujan yang rendah, namun di Jawa Barat khususnya malah justru sebaliknya.
Menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua, apa yang salah sebenarnya, apa memang ekosistem alam yang sudah berjalan tidak sesuai dengan porosnya ? Atau memang semuanya adalah kehendak Tuhan yang maha kuasa, entahlah hati ini hanya bertanya-tanya atas musibah yang sedang melanda saudara-saudara kita, semoga diberi kesabaran dan ketabahan atas ujian ini.
Pasca terjadinya banjir yang melahap kota Garut, Bekasi dan sekitarnya ada banyak sisa kotoran, reruntuhan bangunan, serta lumpur yang masih terus dibersihkan. Bahkan hari ini warga yang mengungsi sudah mulai kembali ketempat tinggalnya untuk membersihkan sisa-sisa banjir.
Atas peristiwa terjadinya banjir di Jawa barat tersebut, maka menjadi evaluasi bagi kita bersama bahwa pentingnya investasi hijau sebagai bentuk dan antisipasi atas terjadinya banjir, sehingga dataran tinggi tidak mudah longsor yang menyebabkan banjir bandang yang beraroma lumpur segar.
Dengan demikian investasi hijau ini perlu digalakkan baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat yang harus bahu membahu bekerjasama tidak hanya untuk kesejahteraan masyarakat, namun juga diarahkan untuk penanggulangan terjadinya peristiwa-peristiwa yang kerap terjadi diluar dugaan manusia.
Semoga dengan peristiwa banjir tersebut, saudara-saudara kita di kota Garut, Bekasi dan sekitarnya di beri kesabaran dan ketabahan menghadapi segala kemungkinan cobaan yang hadir menjadi duka bersama ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H