Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

HMI, NU dalam Satu Naungan, Benarkah Bargaining Pilpres 2024?

25 Desember 2021   10:24 Diperbarui: 25 Desember 2021   11:02 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"KH Yahya Cholil Tsaquf telah resmi terpilih menjadi ketua umum PBNU masa Khidmat 2021-2026 pada muktamar NU ke 34 di Lampung, dengan perolehan suara 337 mengalahkan Incumbent KH Said Aqil Siraj yang hanya memperoleh 210 suara"

Dalam sepekan ini media sosial dipenuhi dengan berita kemenangan KH Yahya Cholil Staquf yang telah resmi menahkodai Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmad 2021-2026.

KH Yahya Cholil Staquf yang merupakan tokoh dan ulama kharismatik telah terpilih menjadi ketua umum PBNU, di anggap sebagai sebuah representasi yang kuat untuk menyatukan dua kekuatan sekaligus.

Tidak diragukan lagi Gus Yahya yang merupakan panggilan akrab dari KH Yahya Cholil Staquf ini, lahir dan besar di pondok pesantren di Rembang, tepatnya di pondok Pesantren Raudlotut Thalibin.

Gus Yahya sendiri merupakan putra dari KH Muhammad Cholil Bisri yang sekaligus pengasuh pondok pesantren Raudlatut Thalibin di Leteh.

KH Muhammad Cholil Bisri merupakan ulama besar dan kharismatik, dan juga merupakan tokoh sosiolog dan politikus dan juga salah satu tokoh inisiator pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Daan kakeknya adalah KH Bisri Mustofa yang memang tokoh ulama NU yang cukup di segani.

Dikutip dari laman Sindonews.com, Gus Yahya melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIP UGM). Selama masa kuliah, Gus Yahya aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta. Kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas itu sempat bermukim selama setahun di Mekkah, Arab Saudi untuk mengaji.

Gus Yahya Nakhoda Baru PBNU masa Khidmat 2021-2026, sumber foto: KFJS Jember
Gus Yahya Nakhoda Baru PBNU masa Khidmat 2021-2026, sumber foto: KFJS Jember

Menurut Gus Yahya beliau mencalonkan ketua umum PBNU dengan tujuan melamar pekerjaan. Pekerjaannya apa? menjadikan NU sebagai model peradaban di masa depan. Bukan karena, jika saya jadi ketua umum NU bisa nyalon presiden, nyalon wakil presiden. Itu saya tidak mau," kata Gus Yahya dalam acara Ngopi Bareng Gus Yahya.

Lantas apa hal tersebut tidak ada kaitannya dengan Pilres 2024 ? 

Nahdlatul Ulama sebagai organisasi kemasyarakatan dengan ribuan bahkan jutaan pengikut di seluruh Indonesia, tentu sangat besar pengaruhnya untuk ikut serta dalam melegtimasi kekuasaan.

Bukan tidak mungkin NU memberikan kekuatan yang sangat menentukan bagi keberlangsungan proses demokrasi di negeri kita, karena pengikutnya begitu besar untuk menentukan proses pemilu tahun 2024.

Jika dikaitkan dengan perihal politik, memang tidak bisa kita pungkiri masih menjadi desas-desus dan tanda tanya, akan kemana arah PBNU yang akan di nahkodai oleh Gus Yahya ?

Dengan resminya Gus Yahya menjadi ketum PBNU, tentu pola dan sinergisitasnya akan sangat berbeda dari sebelumnya, dimana latar belakang Gus Yahya sendiri yang merupakan Kader HMI Cabang Yogyakarta, memberikan sinyal positif bahwasanya HMI dan NU bukanlah lawan yang harus selalu berseberangan, seperti anggapan-anggapan pada umumnya.

Tetapi beliau yang merupakan kader NU tulen, pernah berproses di tubuh HMI, artinya semakin menguatkan bagi pergerakan Gus Yahya untuk menyatukan dua kekuatan sekaligus.

Hal tersebut akan menambah dan menjadikan NU secara elektoral akan memberikan dampak yang masife baik bagi kader HMI maupun bagi kader NU untuk bersatu menuju Indonesia Baru, itu merupakan modal yang kuat untuk menjadi senjata pada pilpres 2024.

Hamil di tubuh NU dan terlahir dari Rahim HMI

Siapa yang tidak mengakui bahwasanya Gus Yahya yang berdarah biru itu terlahir dan besar di pondok pesantren Rembang yang cukup masyhur dan disegani.

Tetapi dalam perjalanan kehidupan beliau yang sangat dekat dengan Alm. KH Abdurrahman Wahid, ketika beliau menjabat presiden itu, tentu sidah sangat diakui oleh banyak kalangan.

Ketika beranjak remaja dan dewasa Gus Yahya juga berproses di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta, sehingga beliau memiliki dua kekuatan sekaligus untuk disatukan dalam rangka bersama-sama membangun Negeri ini.

Artinya bahwa NU dan HMI ibarat Paman dan Ponakan yang harus saling mengasihi, meskipun tidak bisa dipungkiri HMI sebagai organisasi kemahasiswaan bersifat independen, baik independen secara etis maupun independen secara organisatoris.

HMI yang bersifat universal memang "tidak ada hubungannya dengan ormas manapun" baik NU maupun Muhammadiyah, walaupun HMI sendiri kerapkali di kaitkan dengan Muhammadiyah, karena memang banyak kader HMI yang latar belakangnya dari Muhammadiyah, namun tidak sedikit pula kader HMI yang memang berlatar NU.

Dengan demikian NU ataupun HMI merupakan dua organisasi yang berbeda namun memiliki sisi kesamaan, yakni Islam sebagai asas pergerkan untuk menciptakan masyarakat Thoyyibatun warobbun Ghofur. Wallahu a'lam bissowab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun