Gerakan Radikalisme yang kerap di sematkan kepada ummat muslim, hakekatnya hal itu adalah kesalahan pemahaman, karena sejatinya penghancuran gereja dan menjadikan situasi dan kondisi tidak tenang, itu adalah perilaku terorisme yang kerap berbaju agama.
Bahwasanya perlu untuk selalu di sadari bahwa masyarakat kita adalah masyarkat multilulutral yang memiliki banyak perbedaan baik dari aspek suku dan budaya, bahasa, agama, serta kebiasaan yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari.
Karena perbedaan itu hakekatnya adalah Rahmat yang patut untuk kita syukuri, di tengah kehidupan yang serba multi.
Memupuk Rasa Toleransi di Tengah Kehidupan Multikultur
Sejatinya kehidupan ini berada dalam frame perbedaan, mulai dari perbedaan yang bukan prinsip, sampai pada perbedaan yang sangat prinsip dan fundamental.
Sehingga dengan berbagai perbedaan ditengah kehidupan berbangsa, bernegara, bahkan bertetangga menjadi sebuah keharusan yang harus dijalani.
Dengan memupuk rasa toleransi dalam kehidupan bermasyarakat di tengah perbedaan yang bukan prinsip dan yang prinsip haruslah terus di bangun untuk mempererat dan memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan di bumi Nusantara ini.
Karena kita tahu bahwa hidup dan kehidupan ini selalu berada di tengah perbedaan adat dan budaya serta keyakinan.
Maka pada perayaan hari Natal tahun ini, seyogianya kita haruslah terus memupuk sebuah perbedaan untuk saling menghormati, saling menjaga, dan hidup damai berdampingan tanpa harus mempersoalkan keyakinan yang di yakini oleh masing-masing pemeluk agama.
Dengan demikian kehidupan ditengah masyarakat multikultur ini, sebagai sebuah Rahmat dan cinta kasih untuk saling berdamai satu sama lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H