"Peristiwa meletusnya gunung Semeru pada Sabtu 04 Desember 2021 di kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, masih menyisakan duka yang mendalam bagi kita semua"
Tidak disangka Mahameru akan kembali memuntahkan Lavanya pada Sabtu Sore, hingga jeritan histeris para warga untuk menyelamatkan diri dari kepulan asap debu, dan untuk menyelamatkan jiwanya adalah bagian dari ikhtiar yang harus dilakukan.
Namun masih ada warga yang terjebak di tempat, dan tak kuasa berlari menghindari kepulan asap debu Mahameru, hingga mereka meregang nyawa.Â
Beberapa hari ini matahari masih belum menampakkan wajahnya, entah tertutup mendung atau masih di selimuti asap berdebu Mahameru.
Begitu dahsyatnya letusan itu, hingga manusia harus berlarian dengan jiwa cemas dan takut, dan sungguh terbersit dihati dan pikiran mereka akan sebuah kematian sudah didepan mata.
Para Relawan sudah bergerak cepatÂ
Para relawan kemanusiaan sudah datang dengan sigap pada peristiwa tersebut, meski tidak secara langsung, sebab masih dikhawatirkan akan terjadi ledakan sususlan.
Sejumlah ruas jalan yang tertutup erupsi debu Mahameru sudah mulai dibersihkan, pohon-pohon yang tumbang dan menghalangi jalan juga telah di pinggirkan.
Kondisi sigap dan siap siaga para warga beserta relawan masih cukup ketar-ketir menghadapi muntahan Mahameru susulan.
Membersihkan debu, dan mengais sisa-sisa barang berharga yang bisa di selamatkan masih terus dilakukan oleh warga dan sejumlah relawan di lereng gunung Mahameru.
Puluhan rumah yang terdampak kini hanya tinggal kenangan, para warga yang selamat dari hujan debu Mahameru telah memilih untuk mengungsi dalam rangka menghindari terjadinya ledakan susulan.
Tentu saja ini menjadi duka kita bersama, dimana peristiwa yang tidak pernah kita kehendaki, namun kondisi alam sudah mengharuskan Mahameru kembali memuntahkan Lavanya, hingga puluhan rumah dan puluhan warga harus meregang nyawa.
Tangis hujan dan air mata debu, kini sudah menjadi saksi bisu atas peristiwa tersebut, hanya saja harapan akan bantuan dan uluran tangan panjang baik dari masyarakat secara umum maupun dari pemerintah untuk menguatkan para warga yang terdampak menjadi harapan satu-satunya.
Setiap Peristiwa pasti ada hikmah dan pesan yang mendalam bagi manusiaÂ
Mungkin saja Mahameru sudah sangat menua, sehingga ia sering batuk, apalagi di tengah tingginya curah hujan yang begitu lebat akhir-akhir ini.
Batuknya Mahameru dengan kepulan asap dan debu telah menyapu puluhan rumah, hingga debu itu menebal di perumahan warga.
Terlepas dari kondisi gunung yang sudah menua itu, tetapi dibalik peristiwa yang terjadi pastinya ada hikmah dan pesan yang mendalam yang hendak disampaikan pada manusia.
Entah hal tersebut sebagai ujian, adzab, atau apapun namanya, yang pasti peristiwa tersebut telah membawa duka yang mendalam bagi kita semua, sehingga kita harus membantu mereka meski hanya dengan bantua doa saja.
Bahwasanya tidak ada yang menghendaki Mahameru itu kembali muntah, tetapi mungkin saja sudah waktunya Mahameru itu batuk hingga mengeluarkan kepulan asap yang menghiasi langit yang biru.
Gunung Mahameru yang tertinggi di pulau Jawa ini, serta salah satu pakunya bumi memang tidak bisa kita pungkiri mengandung mitos dan banyak cerita warga yang disampaikan secara lisan dan turun temurun.
Tetapi apapun itu namanya, bahwa Mahameru yang telah memuntahkan Lavanya menjadi duka yang mendalam bagi warga yang terdampak, sehingga mantra Sabar, Ikhlas, Ikhtiar, dan kembali bangkit harus kembali menjadi semangat untuk tetap bangkit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H