Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mahameru Muntah: Hujan Air Mata dan Debu Menghiasi Langit

7 Desember 2021   06:07 Diperbarui: 7 Desember 2021   06:08 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Letusan Mahameru pada Sabtu 4/12/2021, meyebabkan puluhan rumah terdampak erupsi dan beberapa warga meninggal dunia | ilustrasi : pikiran-rakyat.com

"Peristiwa meletusnya gunung Semeru pada Sabtu 04 Desember 2021 di kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, masih menyisakan duka yang mendalam bagi kita semua"

Tidak disangka Mahameru akan kembali memuntahkan Lavanya pada Sabtu Sore, hingga jeritan histeris para warga untuk menyelamatkan diri dari kepulan asap debu, dan untuk menyelamatkan jiwanya adalah bagian dari ikhtiar yang harus dilakukan.

Namun masih ada warga yang terjebak di tempat, dan tak kuasa berlari menghindari kepulan asap debu Mahameru, hingga mereka meregang nyawa. 

Beberapa hari ini matahari masih belum menampakkan wajahnya, entah tertutup mendung atau masih di selimuti asap berdebu Mahameru.

Begitu dahsyatnya letusan itu, hingga manusia harus berlarian dengan jiwa cemas dan takut, dan sungguh terbersit dihati dan pikiran  mereka akan sebuah kematian sudah didepan mata.

Sisa Erupsi Mahameru di Kampung Renteng | ilustrasi : merdeka.com
Sisa Erupsi Mahameru di Kampung Renteng | ilustrasi : merdeka.com

Para Relawan sudah bergerak cepat 

Para relawan kemanusiaan sudah datang dengan sigap pada peristiwa tersebut, meski tidak secara langsung, sebab masih dikhawatirkan akan terjadi ledakan sususlan.

Sejumlah ruas jalan yang tertutup erupsi debu Mahameru sudah mulai dibersihkan, pohon-pohon yang tumbang dan menghalangi jalan juga telah di pinggirkan.

Kondisi sigap dan siap siaga para warga beserta relawan masih cukup ketar-ketir menghadapi muntahan Mahameru susulan.

Membersihkan debu, dan mengais sisa-sisa barang berharga yang bisa di selamatkan masih terus dilakukan oleh warga dan sejumlah relawan di lereng gunung Mahameru.

Puluhan rumah yang terdampak kini hanya tinggal kenangan, para warga yang selamat dari hujan debu Mahameru telah memilih untuk mengungsi dalam rangka menghindari terjadinya ledakan susulan.

Tentu saja ini menjadi duka kita bersama, dimana peristiwa yang tidak pernah kita kehendaki, namun kondisi alam sudah mengharuskan Mahameru kembali memuntahkan Lavanya, hingga puluhan rumah dan puluhan warga harus meregang nyawa.

Tangis hujan dan air mata debu, kini sudah menjadi saksi bisu atas peristiwa tersebut, hanya saja harapan akan bantuan dan uluran tangan panjang baik dari masyarakat secara umum maupun dari pemerintah untuk menguatkan para warga yang terdampak menjadi harapan satu-satunya.

Setiap Peristiwa pasti ada hikmah dan pesan yang mendalam bagi manusia 

Mungkin saja Mahameru sudah sangat menua, sehingga ia sering batuk, apalagi di tengah tingginya curah hujan yang begitu lebat akhir-akhir ini.

Batuknya Mahameru dengan kepulan asap dan debu telah menyapu puluhan rumah, hingga debu itu menebal di perumahan warga.

Terlepas dari kondisi gunung yang sudah menua itu, tetapi dibalik peristiwa yang terjadi pastinya ada hikmah dan pesan yang mendalam yang hendak disampaikan pada manusia.

Entah hal tersebut sebagai ujian, adzab, atau apapun namanya, yang pasti peristiwa tersebut telah membawa duka yang mendalam bagi kita semua, sehingga kita harus membantu mereka meski hanya dengan bantua doa saja.

Bahwasanya tidak ada yang menghendaki Mahameru itu kembali muntah, tetapi mungkin saja sudah waktunya Mahameru itu batuk hingga mengeluarkan kepulan asap yang menghiasi langit yang biru.

Gunung Mahameru yang tertinggi di pulau Jawa ini, serta salah satu pakunya bumi memang tidak bisa kita pungkiri mengandung mitos dan banyak cerita warga yang disampaikan secara lisan dan turun temurun.

Tetapi apapun itu namanya, bahwa Mahameru yang telah memuntahkan Lavanya menjadi duka yang mendalam bagi warga yang terdampak, sehingga mantra Sabar, Ikhlas, Ikhtiar, dan kembali bangkit harus kembali menjadi semangat untuk tetap bangkit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun