Pertumbuhan ekonomi yang bergerak cukup lambat, serta kemampuan pemerintah menaikkan UMP sebesar 1,09 %, menjadi bukti bahwa Negeri kita masih belum sehat secara ekonomi.
Bahkan negara kita yang merupakan Negeri penghasil bahan pokok makanan seperti jagung dan padi, masih cukup sering harus melakukan impor dari negara tetangga.
Ditambah lagi dengan tingginya tingkat pengangguran dimasing-masing daerah juga cukup besar, merupakan fenomena sosial yang seharusnya ada jalan keluar.
Tanah surga yang masih belum dinikmati secara utuh oleh penghuninyaÂ
Apa yang salah dengan negeri kita ? Semuanya sudah ada, lahan penghasil makanan dan buah-buahan, tambang pasir sampai emas pun juga ada.
Kekayaan laut yang begitu besar, serta hutan, gunung, sawah adalah kekayaan yang dimiliki Negeri kita, namun hutang negara semakin meroket, dan Negara masih "belum" membuat hutang luar negeri semakin menciut.
Dalam artikel yang dibuat ini, bukan lantas hendak menyalahkan siapapun, apalagi hendak menyalahkan pemerintah, sungguh tidaklah etis.
Tetapi ini hanya merupakan gundah gulana yang kerap dipikirkan oleh salah satu warga penghuni tanah surga ini.
Mengapa hutang di negeri kita sangat banyak hingga mencapai ribuan triliun, bahkan negara hadir dengan berbagai program dengan pendanaan melalui wordbank yang menjadikan hutang negeri kita semakin membengkak.
Disinilah tanah surga yang pada hakekatnya terhegemoni kapitalisasi global, sehingga seluruh elemen bersatu padu dan gotong royong untuk bangkit dan mengalikan Marwah bangsa kita dari cengkraman hegemoni kapital secara global.
Titip salam untuk para tokoh Nasional