Luas suaka margasatwa ini bertambah menjadi 58.000 hektare setelah menambahkan bekas lahan perkebunan, hutan lindung dan kawasan pesisir pantai selatan Pulau Jawa.Â
Lahan tersebut kemudian ditetapkan menjadi taman nasional pada tahun 1997 oleh Kementerian Kehutanan dengan hanya mengambil bagian kawasan hutan.
 Ekosistem di Taman Nasional Meru Betiri ada lima macam, yaitu hutan pantai, hutan payau, hutan hujan tropika, hutan rawan dan reofit.
 Jenis flora yang tumbuh sedikitnya 500 jenis yang dimanfaatkan sebagai obat dan penghidupan masyarakat setempat.Â
Selain itu, sedikitnya ada 325 jenis fauna yang terdiri dari mamalia, reptil, burung, serangga, bivalvia dan antropologi.Â
Jenis flora endemik yang tumbuh di dalamnya adalah bunga padmosari. Sedangkan jenis fauna endemik yang hidup di dalamnya adalah macan tutul banteng, kijang, burung merak, elang jawa, kukang, lutung jawa dan penyu.
Disamping itu pula kawasan Taman Nasional Meru Betiri juga tumbuh bunga Raflesia yang memang dilindungi oleh pemerintah setempat.
Jika di pulau Jawa sudah memiliki tempat-tempat wisata Seperti puncak Bogor, Borobudur, Bali, Bromo, dan di Kabupaten Jember pun ada pantai Bandealit yang tak kalah eksotisnya.
Mengapa Pantai Bandealit yang cantik nya maksimal ini tidak terkelola dengan baik ?Â
Disinilah problem yang seharusnya segera dituntaskan oleh pemerintah pusat, apakah pengelolaan tersebut harus dikelola oleh Pemerintah Daerah atau pusat, sehingga disini menimbulkan kerancuan pada aspek pengelolaannya, sehingga pantai Bandealit terkesan terbengkalai.