Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ketika Berada di Titik Terendah, Bagaimana Melaluinya? Ini 9 Cara Mengatasi Titik Terendah dalam Diri

28 September 2021   19:35 Diperbarui: 29 September 2021   06:32 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hidup itu merupakan perjalanan yang dinamis, semua orang pasti pernah mengalami titik terendah, dimana emosi, kekacauan berpikir, kondisi ekonomi yang tak menentu, rasa cemas, dan lain sebagainya" 

Harapan hidup bahagia merupakan impian semua orang, tetapi bahagia itu merupakan bentuk subjektifitas yang masing-masing individu memaknai dan mempersepsikan kebahagian dengan cara pandang yang berbeda-beda.

Bahagia ataupun tidak bahagia memiliki ragam makna dan persepsi yang beragam, sebab hal itu melekat pada diri masing-masing orang yang memiliki pangalaman dan cara pandang tersendiri akan hal tersebut.

Bahagia, sedih, kacau, cemas dan sederet lainnya yang memang bagian dari hidup dan kehidupan, tidak lantas kita memandang sesuatu dari satu sisi saja, sehingga melihat sesuatu tidak secara tekstual saja, namun melihatnya secara konstektual.

Dalam roda kehidupan ini kita tidak akan pernah akan terlepas dari situasi dan kondisi, serta hukum sebab akibat yang melatarbelakanginya.

Tetapi disisi yang lain, terkadang tiba-tiba rasa cemas, sedih datang tanpa diundang dan tanpa sebab, sehingga kita sendiri pun terkadang dibuat bingung oleh diri kita sendiri.

Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan titik terendah itu ? Barangkali masing-masing orang memiliki persepsi yang berbeda-beda sesuai dengan konsepsinya masing-masing dalam memahami titik terendah dalam diri.

Versi penulis titik terendah dalam diri itu, pada hakekatnya dimana situasi dan kondisi psikologi kita sedang jatuh termat dalam, karena ada sebab yang melatarbelakanginya, terlepas apakah disebabkan karena putus cinta, mengalami kerugian dalam berniaga, ditinggal selingkuh, habis dalam peperangan dan membunuh lawan yang berujung penyesalan yang anggapan kita tidak bisa diampuni, bahkan segudang masalah lainnya, sehingga kita tidak mampu untuk memikul beban hidup yang teramat berat dalam kehidupan kita.

Ketika dalam kondisi dan situasi jatuh pada titik terendah, dimana kawan akan menjauhi kita, saudara memutus tali persaudaraan, bahkan sahabat karib cenderung lari sejauh mungkin dari kita, ketika kita mengalami situasi dan kondisi yang paling rendah, bagaimana mengatasinya ? 9 tips dibawah ini barangkali bermanfaat menghadapi segala problematika kehidupan dalam situasi paling rendah dalam diri.

1. Hibernasi 

Beban hidup yang terlalu berat, kerap menjadikan kita lelah dan tidak memiliki semangat hidup, sehingga dalam kondisi yang demikian tidak jarang kita melakukan pelampiasan untuk melupakan segala sesuatu yang terjadi pada diri kita.

Kondisi beban hidup yang berat, bisa berupa stress karena masalah tak kunjung selesai, sehingga untuk melupakannya, kita bisa mengistirahatkan tubuh dan pikiran sampai berjam-jam lamanya, dan berharap habis bangun tidur ada solusi atas masalah yang sedang kita hadapi.

2. Meluapkan emosi sampai habis 

Masing-masing orang memiliki cara tersendiri untuk meluapkan emosinya, dan berharap dengan meluapkan emosi itu bisa membuat reda beban hidup yang sedang dipikul.

Banyak cara meluapkan emosi, ya barangkali hal itu yang bisa dilakukan oleh siapapun yang sedang berada di titik terendah, bisa dengan cara menangis tersedu-sedu sampai air mata habis terkuras, atau bisa berteriak dengan sekeras-kerasnya dipinggir pantai atau bukit yang sepi, sehingga luapan emosi kita hanya bisa di dengar oleh burung-burung yang sedang berkicau.

3. Melakukan kesibukan yang Positif 

Tidak sedikit orang, ketika berada di titik terendah kemudian datang ke bar untuk meneguk minuman beralkohol, minum obat sampai teler untuk melupakan semua beban dan persoalan hidup didunia ini.

Hal-hal negatif sebagai sebuah pelampiasan dan pelarian, tidak lantas akan menyelesaikan masalah, yang ada mendatangkan masalah baru, dan menjadikan beban semakin berat adanya.

Ketika berada dititik Terendah dalam hidup kita, maka melakukan kesibukan yang positif, dan membuat list masalah serta mengurainya untuk menjadi sebuah pelajaran.

Problem hidup itu harus dihadapi, tidak lantas ditinggalkan pergi begitu saja, karena ketika lari dari masalah, Maka pasti akan mendapatkan masalah baru yang lebih rumit.

Artinya setiap masalah yang muncul dihadapan kita, bahkan masalah yang begitu beratnya tidak lantas menjadikan langkah kita mundur dan berbalik arah.

Selama dalam koridor yang positif maka lakukanlah untuk membuat kesibukan, setidaknya mengurangi beban masalah dan sedikit melupakannya, sambil berpikir mencari solusi terbaik atas problem yang sedang menimpa kita.

4. Bersahabat dengan alam untuk mengembalikan kesegaran berpikir 

Berada dititik Terendah kawan, lawan, saudara, sahabat, teman, bahkan orang tua sendiri terkadang mencibir sekaligus menjauh karena kita terjatuh pada titik terdalam.

Bersahat dengan alam yang selalu setia menemani kita dikala suka dan duka, sebab alam tidak akan mengeluh meski sering kita teriaki.

Bersahat dengan alam untuk menenangkan hati, pikiran, serta kejenuhan yang kita miliki karena berada dititik Terendah dalam hidup ini.

Bersahat dengan alam dengan harapan untuk kembali bangkit dari keterpurukan dengan cara merenungi dan mengevalluasi diri atas kesalahan yang menyebabkan kita jatuh pada titik terendah dalam hidup, sehingga dengan cara demikian pikiran negatif, bahkan pikiran untuk mengakhiri hidup tidak terlintas dalam angan dan pikiran kita.

5. Memahami dan mencintai diri 

Jika diibaratkan roda, maka hidup dan kehidupan ibarat roda yang terus bergerak tiada henti, adakalanya berada dibawah, tengah dan atas, maka disinilah pentingnya memahami diri sekaligus mencintai diri sebagai bentuk dan wujud untuk menyeimbangkan diri dalam hidup yang penuh dengan teka teki ini.

Sebuah titik terendah dalam hidup, pada hakekatnya untuk mengevaluasi, memahami, dan mencintai diri sendiri, bahwa wujud diri ini merupakan sebuah amanah untuk melakukan kebaikan hidup didunia ini.

Oleh karena itu pelajaran yang sangat indah sebagai bentuk refleksi diri, ketika kita berada pada titik paling rendah, sehingga bisa menjadi pelajaran sekaligus motivasi diri untuk jauh lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

6. Terbuka kepada kawan dan sahabat yang memahami dan mengerti diri kita 

Berada dititik yang paling rendah inilah kita akan mengerti mana sahabat yang tulus dari hati, dan mana sahabat yang hanya terikat kepentingan semata.

Seorang teman atau sahabat akan selalu ada ketika kita berada dititik yang paling rendah, ia bisa menjadi partner, teman curhat, sekaligus motivator yang mengharapkan teman atau sahabatnya itu untuk segera bangkit dari keterpurukan yang menimpa.

7. Melakukan kebaikan dengan saling berbagi rejeki 

Berada dititik rendah tidak semata-mata karena faktor duniawi yang menyebabkan kita fakir dan miskin, hal itu hanya salah satu dari bagian-bagian titik terendah.

Berbagi sebagian harta benda dengan cinta dan keikhlasan tanpa mengharap timbal balik, merupakan salah satu kesucian hati untuk mendapatkan berkah dari kehidupan ini.

Berbagi tidak lantas harus direkam, dibuat video untuk disebarkan, karena menjaga hati jauh lebih penting dari sekedar mencari sensasional dan popularitas semata.

Dengan cara berbagi rejeki dengan kaum dhuafa dan fakir miskin, tentu kebahagiaan hati akan semakin bertambah di tengah kegalauan dan titik terendah diri kita.

8. Berupaya bangkit dan melawan dari keterpurukan yang melanda 

Disaat berada dititik yang paling rendah itu, pentingnya selalu berpikir positif untuk bangkit dan melawan keterpurukan yang terjadi dalam hidup ini.

Bangkit dan melawan merupakan salah satu upaya sadar yang memang harus dilakukan, ketika berada di titik paling rendah dalam hidup ini.

Setiap individu memang tidak bisa kita pungkiri memiliki cara tersendiri untuk bangkit dari keterpurukan, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan dimasa yang lalu sebagai materi evaluasi dalam rangka memperbaiki keterpurukan dalam hidup ini

9. Memohon dan berpasrah diri pada yang maha kuasa 

Meski seluruh manusia meninggalkan kita, ketika kita berada dalam titik yang paling rendah, namun ingatlah bahwa dalam hidup ini ada Dzat yang maha kuasa tempat seluruh makhluk bergantung sesuai dengan pengalaman dan keyakinannya masing-masing.

Ketika diuji dengan berbagai macam cobaan yang datang silih berganti dan bertubi-tubi, tidak lantas kita menyerah, sebab jalan lebar nan panjang pasti akan terbuka dengan memohon dan berpasrah diri pada Tuhan yang esa.

Beberapa hal ulasan diatas, sebagai sebuah motivasi diri, ketika kita sedang berada dititik yang paling rendah, semangat untuk bangkit dan melawan dengan cara berupaya, berdoa, dan berpasrah diri pada Tuhan, apapun hasil yang akan kita dapatkan, semua tidak akan pernah lepas dari tangan panjang Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun