Selama dalam koridor yang positif maka lakukanlah untuk membuat kesibukan, setidaknya mengurangi beban masalah dan sedikit melupakannya, sambil berpikir mencari solusi terbaik atas problem yang sedang menimpa kita.
4. Bersahabat dengan alam untuk mengembalikan kesegaran berpikirÂ
Berada dititik Terendah kawan, lawan, saudara, sahabat, teman, bahkan orang tua sendiri terkadang mencibir sekaligus menjauh karena kita terjatuh pada titik terdalam.
Bersahat dengan alam yang selalu setia menemani kita dikala suka dan duka, sebab alam tidak akan mengeluh meski sering kita teriaki.
Bersahat dengan alam untuk menenangkan hati, pikiran, serta kejenuhan yang kita miliki karena berada dititik Terendah dalam hidup ini.
Bersahat dengan alam dengan harapan untuk kembali bangkit dari keterpurukan dengan cara merenungi dan mengevalluasi diri atas kesalahan yang menyebabkan kita jatuh pada titik terendah dalam hidup, sehingga dengan cara demikian pikiran negatif, bahkan pikiran untuk mengakhiri hidup tidak terlintas dalam angan dan pikiran kita.
5. Memahami dan mencintai diriÂ
Jika diibaratkan roda, maka hidup dan kehidupan ibarat roda yang terus bergerak tiada henti, adakalanya berada dibawah, tengah dan atas, maka disinilah pentingnya memahami diri sekaligus mencintai diri sebagai bentuk dan wujud untuk menyeimbangkan diri dalam hidup yang penuh dengan teka teki ini.
Sebuah titik terendah dalam hidup, pada hakekatnya untuk mengevaluasi, memahami, dan mencintai diri sendiri, bahwa wujud diri ini merupakan sebuah amanah untuk melakukan kebaikan hidup didunia ini.
Oleh karena itu pelajaran yang sangat indah sebagai bentuk refleksi diri, ketika kita berada pada titik paling rendah, sehingga bisa menjadi pelajaran sekaligus motivasi diri untuk jauh lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
6. Terbuka kepada kawan dan sahabat yang memahami dan mengerti diri kitaÂ