"Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di beberapa daerah kembali harus mengalami penundaan, sebab PTM terbatas itu menjadi kluster baru penyebaran covid 19"
Meski sudah mengalami penurunan pandemi covid 19, tidak lantas virus ini hilang begitu saja dari permukaan bumi ini, faktanya masih saja terjadi anak-anak yang mengikuti PTM terbatas harus terpapar virus yang mematikan tersebut.
Dengan adanya anak yang masih terpapar virus yang membahayakan tersebut, menjadikan instansi sekolah di beberapa daerah terutama di kota-kota besar seperti Jawa Barat dan DKI Jakarta harus kembali menunda pelaksanaan PTM terbatas demi keselamatan semuanya.
Ruang yang kosong itu harus kembali kosong, sebab kekosongannya menjadi kluster baru yang membuat instansi sekolah cemas akan keselamatan semuanya, guru atau pendidik, wali siswa, maupun anak didik itu sendiri.
Lagi-lagi sekolah menjadi ruang yang kosong dan ditinggalkan penghuninya, sebab ada penghuni baru yang hendak menyerang jiwa.
Membuat kepala sekolah, guru, orang tua dan anak didik menjadi cemas, dan tidak habis pikir diruang yang kosong itu justru masih ada penghuninya yang bisa menyerang siapa saja secara membabi buta.
Ruang belajar sepi dan kosongÂ
Beberapa pekan yang lalu, orang tua, guru, maupun anak didik sudah mulai beraktifitas new normal di beberapa instansi sekolah dengan tetap mengikuti aturan dan pedoman prokes yang telah di wajibkan oleh pemerintah.
Tetapi dalam konstek realnya, justru pendidikan kita masih belum sepenuhnya aman untuk menggelar PTM terbatas, sebab beberapa kasus siswa yang terpapar virus masih saja terjadi.Â
Mendikbud Ristek yang memang memberikan alternatif pembelajaran dengan dua Model yakni PTM terbatas dan PJJ, maka orang tua pun harus kembali lagi mengawal putra - putrinya untuk belajar di rumah saja.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!