Jika perundungan itu dilakukan secara langsung, misalnya dengan ucapan dan kata-kata, upayakan Perundungan itu direkam sebagai barang bukti.
Dan jika perundingan dilakuakan dengan menyakiti fisik, entah menampar, menjambak, ataupun menendang, maka lakukan visum untuk diketahui bentuknya Perundungan dan sebagai barang bukti.
Maka akar masalah terjadinya perundingan tersebut harus kita pahami terlebih dahulu, untuk melakukan tindakan yang lebih serius untuk memberikan efek jera pada pelakunya.
2. Jangan mendendam ketika mendapatkan Perundungan, bahkan ketika sakit hati sekalipun
Sifat dendam sesungguhnya kuranglah baik terhadap kesehatan kita, karena mendendam itu adalah perbuatan membalas yang efeknya bisa jauh lebih parah dari apa yang dilakukan oleh si perundung.
Tetapi ketika kita diam apakah hal tersebut akan dibiarkan begitu saja? Tentu saja tidaklah demikian, karena konsepsi sabar itu hakekatnya adalah melawan dari perilaku negatif si perundung.
Yang perlu untuk dilakukan memang adalah bersabar dan tetap bersikap tenang meski mendapatkan perundungan, tetapi hati jangan sampai dibiarkan mendendam, karena si perundung juga harus mendapatkan pelajaran yang setimpal supaya sadar atas perbuatan yang kerapkali dilakukan, tidak hanya pada diri kita, bisa saja pada teman yang lainnya.
3. Laporkan bentuk-bentuk Perundungan tersebut pada pihak yang berwajib untuk memberikan efek jera, dan dilengkapi dengan bukti
Sikap merundung, merupakan sikap yang sangat tidak manusiawi, karena sikap yang demikian hanya dilakukan oleh manusia yang suka berulah, iri hati, dengki, dan lain sebagainyaÂ
Jika konstek Perundungan itu sudah diluar batas dan kewajaran, maka sikap yang tegas itu sangatlah dibutuhkan untuk melawan hal-hal negatif yang kerapkali di arahkan pada kita.
Perundungan yang sudah tidak manusiawi, bahkan menyerang kita pada aspek fisik dan psikis, tentu harus dibarengi dengan barang bukti untuk dilaporkan pada pihak yang berwajib.