Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lima Peran Seorang Ibu, Sebagai Tiang dan Pahlawan Peradaban Bagi Generasi Penerus Bangsa

15 Agustus 2021   13:21 Diperbarui: 15 Agustus 2021   13:25 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Keberadaan seorang ibu memiliki peran yang sangat besar di tengah-tengah keluarga, ia bertanggung jawab membesarkan dan mendidik anak-anaknya untuk menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat secara umum"

Ibu merupakan tumpuan bagi keluh kesah anak-anaknya, ia memiliki peran ganda yang mengharuskan mereka menjadi tulang punggung yang kuat di tengah berbagai macam situasi dan kondisi yang ada.

Seorang ibu, memang seringkali dipandang sebelah mata yang terkadang hanya soal urusan dapur, dan mengasuh anak-anak mereka, namun disisi yang lain dari seorang ibu inilah anak bisa tumbuh dan berkembang dari berbagai aspek.

Peran seorang ibu ini tidak kalah penting dari seorang ayah yang membanting tulang dan peras keringat untuk menafkahi keluarganya.

Sukses dan tidaknya seorang anak di kemudian hari, hakekatnya tidak lepas dari peran seorang ibu yang telah mengasuh, mendidik, membimbing dan mengarahkan anak itu menjadi manusia yang mampu memanusiakan manusia.

Ibu memang bukanlah Pahlawan yang tertulis di buku-buku sejarah yang di sampaikan oleh seorang guru kepada murid-muridnya, namun hakekatnya Ibu adalah pahlawan bagi anak-anak mereka, meski dalam skala mikro.

Dalam konstek ini bagaimana seharusnya seorang ibu menjadi tiang dan pahlawan bagi putra-putri mereka untuk menjadi manusia yang berguna kelak di kemudian hari.

1. Seorang Ibu Harus memiliki Banyak Pengetahuan Untuk Bekal Mendidik Putra dan putri Mereka

Seringkali ada pemahaman yang kurang elok di tengah masyarakat, apalagi membedakan posisi anak perempuan dan anak lelaki, tentu saja hal itu kurang elok bagi perkembangan psikologi anak.

Seorang anak baik laki-laki maupun perempuan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga bagi seorang ibu atau calon ibu harus melihat anaknya secara komprehensif, sehingga apapun bentuknya atau seperti apapun kelebihan dan kekurangannya menjadi suatu anugerah yang harus di cermati oleh seorang ibu.

Pemahaman bahwa seorang perempuan pada akhirnya hanya akan menjadi rumah tangga yang akan melakoni hal-hal di dapur, sumur dan kasur, menjadi pemahaman yang sangatlah dangkal.

Sejatinya seorang perempuan baik yang sudah berstatus emak-emak atau masih mau menjadi calon Ibu, tentunya sudah memiliki bekal pengetahuan, terutama yang sangat erat hubungannya dengan anak, karena dari merekalah anak itu akan tumbuh sesuai dengan didikan seorang ibu.

Jika anak di ibaratkan seperti kertas putih polos, maka peran seorang ibu untuk melukiskan masa depan anak, sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh anak itu sendiri.

Pentingnya ilmu pengetahuan merupakan bekal baik yang sudah menjadi seorang ibu maupun bagi calon seorang ibu, karena Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya.

Dari seorang ibu inilah, anak mulai belajar sejak masih dalam rahim, meski hanya melewati pendengaran.

Hendak di arahkan seperti apa anak pada nantinya, tentu semuanya butuh waktu dan proses yang harus dilalui, sehingga seorang ibu harus memiliki bekal ilmu pengetahuan untuk mendidik, mendorong, membimbing anak sesuai dengan kapasitas dan kemampuan anak itu sendiri.

2. Menjadi seorang Ibu, harus mampu menjadi guru terbaik bagi anak-anaknya

Ibu merupakan panutan bagi anak-anaknya, tentunya dengan bekal pengetahuan yang cukup, ibu akan menjadi pendidik bagi putra-putri mereka untuk menjadi manusia yang berguna di masa yang akan datang.

Seorang ibu tidak hanya menjadi tempat bersekolah bagi anak, namun seorang ibu adalah guru terbaik bagi mereka.

Cinta dan kasih sayang seorang ibu akan menjadi ruang tumbuh, kembangnya anak, sehingga dengan pengetahuan yang cukup, Ibu akan menjadi guru yang harus selalu ada untuk mendidik dan membimbing anak-anaknya.

Disinilah peran seorang ibu yang merupakan tiang dan pahlawan sejati bagi anak-anaknya, karena di tangan seorang ibu tumbuh kembang anak, serta bimbingannya menjadi motivasi yang kuat dalam diri anak untuk menggapai cita-cita yang mereka harapkan.

3. Seorang Ibu adalah Perekat dalam satu keluarga 

Sosok seorang ibu ini akan selalu dikenang oleh anak-anaknya selama hayat di kandung badan.

Peran seorang ibu yang bisa menjadi perekat kehangatan dalam satu keluarga, tentunya harus mampu mengakomodir seluruh kepentingan anak dan mengarahkan anak itu sendiri pada sesuatu yang positif.

Dengan berbekal pengetahuan dan menjadi guru bagi putra-putri mereka, maka kerjasama yang baik antara seorang ibu dan ayah, menjadi tuntunan bagi anak, untuk menjiplak hal-hal positif bagi anak itu sendiri.

Kecenderungan anak yang paling kuat adalah meniru apa yang mereka lihat, dengar, dan menjiplak tingkah laku keseharian dari kedua orang tuanya, maka seorang Ibu harus mampu menegur sang ayah atau pun anak yang melakukan hal-hal negatif.

Dalam satu keluarga tidak bisa kita pungkiri, terkadang percikan masalah yang muncul akan menjadi kerenggangan sebuah hubungan anak, baik antara ibu, ayah, maupun dengan saudara.

Disinilah seorang ibu harus mampu menjadi jembatan yang menghubungkan kerenggangan sebuah hubungan menjadi kehangatan dan keharmonisan dalam sebuah keluarga.

4. Cinta dan Kasih Sayang Ibu kepada Anak-anaknya Jauh Lebih Besar 

Ada sedikit cerita yang menggambarkan bahwasanya cinta seorang ibu jauh lebih besar dari apapun di dunia ini.

Jika seorang anak jatuh kedalam sumur, secara spontanitas seorang ibu akan melompat untuk menolong Ibunya, namun jika seorang ibu yang jatuh kedalam sumur, anak masih bingung mencari tangga untuk menolong Ibunya.

Disitulah bahwa cinta seorang ibu sangatlah besar bagi putra-putri mereka, Karen naluri, cinta dan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya tidak bisa di bandingkan dengan apapun di dunia ini.

Maka cintai dan hormati ibu selagi masih ada, dan yang sudah tidak memiliki seorang Ibu, selalu di doakan, karena perantara seorang Ibu kita semua bisa melihat dunia dan segala isinya.

Doa seorang ibu tidak akan pernah ada putusnya, bahkan doanya mampu menembus langit ke tujuh, dan langsung di terima oleh yang maha kuasa.

5. Belajar dari Kesabaran dan Ketelatenan seorang Ibu tanpa keluh kesah dalam mendidik dan mengayomi Putra-putri mereka

Seorang Ibu, jika di ibaratkan pohon yang rindang, ia mampu mengayomi, dan di jadikan tempat berteduh dari berbagai kondisi yang sedang dan dialami oleh anak-anaknya.

Tanpa keluh kesah, dan ketelatenan yang mendalam seorang ibu akan mengorbankan segalanya bagi putra-putri mereka.

Kesabaran dan ketelatenan seorang ibu, menjadi sebuah pelajaran secara langsung dan nyata putra-putri mereka.

Maka tidaklah heran, bahwa keluh kesah yang mereka hadapi, harus di simpan dalam hati, bahkan anak-anaknya pun tidak mengetahui bahwa peran dan tanggung jawab mereka cukuplah besar untuk mendidik, mengayomi, mendorong mereka menjadi manusia paripurna di kemudian hari.

Lima Peran mendasar dari seorang ibu diatas menjadi sebuah pelajaran yang teramat berharga bagi hidup dan kehidupan kita, sejak dahulu, kini, bahkan sampai yang akan datang.

Dengan demikian peran seorang ibu sebagai tiang dan pahlawan sebuah peradaban sangatlah besar dalam hidup dan kehidupan kita.

Oleh karenanya seorang Ibu hormati dan cintai mereka selama masih ada didunia, dan yang sudah mendahului kita menghadap yang maha kuasa doakanlah mereka setiap saat, karena jasa beliau yang sudah di berikan tanpa pamrih kepada putra-putrinya tidaklah mampu untuk di balas dengan apapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun