Baca Juga :Â Vandalisme gambar Puan Maharani, Perilaku Kebencian atau Playing Victim ?
Dilansir dari Kompas.com, wali kota Solo Gibran Rakabuming telah memesan Baliho "kepak sayap kebhinekaan" dengan gambar Puan Maharani.
Gibran memesan Baliho pada Gege Desain yang akan di pasang 201 titik di kota Solo, sebagian di daerah Keistimewaan Yogyakarta, Aceh, dan Sumatra.
Menurut Gege Desain yang mendapatkan order pembuatan plus pemasangan baliho "kepak sayap kebhinekaan, itu dengan harga satuan 12 sampai dengan 15 juta.
Pembuatan dan pemasangan Baliho tersebut tentu saja menjadi berkah tersendiri dimasa yang sulit karena pandemi ini.
Pembuatan dan pemasangan Baliho "kepak sayap kebhinekaan" bergambar Puan Maharani, tentu tidak sedikit uang yang harus di gelontorkan, bahkan volume dan nilai rupiah untuk membuat dan biaya memasangnya punencapai miliaran rupiah.
Tentu saja kos politik yang harus di keluarkan oleh partai penguasa ini tidaklah sedikit, yang bertujuan untuk mendongkrak elektabilitas Puan Maharani supaya bisa masuk pada bursa pilpres 2024.
Inilah bagian dari dinamika sekaligus fenomena sosial - politik yang terus bergerak, meski negara sedang tidak baik-baik saja.
Gambar ketua DPR RI ini sudah mulai bertebaran dimana-mana, dengan tujuan dan target meningkatkan elektabilitas dan integritasnya ditengah himpitan ekonomi rakyat yang sudah mulai susah mencari makan.
Seberapa efektifkah sebaran Baliho yang sedang mengusung tema "kepak sayap kebhinekaan" dengan gambar sang putri Puan Maharani, untuk mendongkrak elektabilitasnya..?
Apakah ketokohan sang tuan putri, mempu memikat hati rakyat dengan sebaran Baliho itu, atau ada strategi lain yang lebih jitu, sehingga ketokohan tuan Putri Puan bisa masuk dalam bursa pilpres 2024.