Pelaku Vandalisme pada Gambar Puan Maharani yang berada dikota Surabaya memang sudah di tangkap, belum diketahui motif apa, hingga ia melakukan aksi tersebut.
Sementara aksi vandalisme di kota Blitar masih belum ditangkap dan masih dalam proses penyelidikan.
Mencuatnya kabar vandalisme terhadap gambar ketua DPR RI, yang sekaligus ketua DPP PDI-P tersebut masih menyisakan banyak tanya dan berbagai analisa terhadap suhu politik saat ini.
Puan Maharani sebagai Pimpinan DPR-RI dari Fraksi PDI-P, tentu saja kawan dan lawan politiknya begitu banyak, tidak hanya dari luar partai, namun di dalam rumah partainya sendiri, terjadi faksi-faksi yang tentu saja berseberangan dengan Puan, sehingga tidak heran ketika terjadi aksi pengrusakan terhadap gambar Puan Di berbagai daerah, yang motifnya masih dalam proses penyelidikan.
Menurut analisa penulis ada dua kemungkinan terjadinya aksi vandalisme terhadap Baliho ketua DPR RI tersebut.
Pertama :Â ada unsure kebencian dan ketidakpuasan atas apa yang telah menjadi kebijakannya selama Puan menjabat sebagai ketua DPR- RI tersebut.
Unsure kebencian ini bisa di lakukan oleh siapa saja yang merasa tidak suka, namun ketika lebih di spesifikkan lagi, kebencian dan ketidakpuasan para pendukungnya, karena kekuasaan hanya sebagai sebuah rutinitas "dengan memperalat suara rakyat".
Terlepas dari semua itu, ada juga kemungkinan hal itu di lakukan oleh masyarakat yang tidak menyukai terhadap Puan Maharani yang di gadang-gadang akan mencalonkan diri sebagai Capres 2024.
Kedua :Â Ada kemungkinan Playing Victim, yang merupakan strategi ampuh untuk menaikkan rating Puan Maharani dengan PDI-P.
Faktanya dengan aksi Vandalisme tersebut, Puan secara khusus dan PDI-P secara umum, memposisikan keduanya sebagai korban, dan hal tersebut memang sudah sangat sesuai dengan kenyataan.
Apakah itu bukan palying Victim..? Bisa saja hal tersebut adalah bagian dari skenario yang dilakukan secara bertahap.