Jokowi End Game, istilah baru yang di sematkan kepada orang nomor Wahid di negeri ini, namun seruan itu sudah layu sebelum mekar.
Terjadinya pembangkangan warga sipil
Protes terhadap kebijakan Jokowi dengan memperpanjang PPKM darurat, serta anggapan ketidakmampuan seorang Jokowi sebagai kepala Negara menangani problem pandemi yang sedang melanda saat ini.
Meski bantuan sosial sebagai program yang disinyalir akan mengurangi beban masyarakat yang terdampak, masih terkesan tumpang tindih, sehingga ketidakpuasan itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh para aktor dibalik semua itu.
Siapakah aktor dibalik seruan untuk melengserkan pak Jokowi tersebut..? Semua memang belum jelas adanya, mengingat demonstrasi yang tergabung dalam sekelompok masyarakat sipil, tidak ada identitas yang jelas, hanya sebagian kecil saja yang beridentitas.
Protes keras yang dilakukan oleh sebagian warga sipil tersebut merupakan sebuah pembangkangan yang semestinya mengikuti dan memenuhi aturan PPKM darurat, justru melangkahinya dengan melakukan demonstrasi, sehingga terjadi kerumunan.
Jokowi End Game, yang mereka gaungkan tidaklah berjalan seperti yang diharapkan, gertak sambal itu pun seperti drama dalan satu episode, tidak ada sambungan yang berkelanjutan untuk kembali menonton cerita pembangkangan warga sipil di tengah pandemi.
Ada Aktor di balik terjadinya pembangkangan
Siapakah aktor dibalik protes dan pembangkangan itu..? Kita semua juga belum tahu, tapi yang pasti warga yang melakukan demonstrasi dengan istilah Jokowi End Game, tentu saja ada skenario dan drama politik yang di mainkan.
Terlepas apakah hal tersebut untuk testing pak Jokowi, ngeprang pak Jokowi, atau ada desakan dari para gelandang politik di negeri ini, dengan mengatasnamakan warga sipil, dan menjadikan mahasiswa sebagai kambing hitam untuk diperalat sebagai senjata.
Skenario dari aktor yang menyampaikan pesan berantai melalui media sosial dengan hastaq "Jokowi end game", di tengah pemerintah sibuk menangani covid 19, justru tidak menjadikan masyarakat simpati dan empati, justru menjadikan banyak masyarakat yang menyayangkan akan hal tersebut, karena dengan melakukan longmarch ke istana negara, telah membuat kerumunan yang bisa menyebabkan kluster dan varian baru penyebaran covid 19, yang masih melanda negeri kita saat ini.