Budaya carok ini sebenarnya masih berkembang di Madura, walaupun sudah banyak pergeseran, karena kuatnya pendidika agama dan tumbuh pesatnya pondok pesantren menambah tingkat kesadaran masyarakat.
Munculnya Peribahasa Aotang Dhere Nyerra Dhere yang artinya hutang nyawa harus di bayar dengan nyawa, menunjukkan masyarakat Madura, merupakan masyarakat yang kuat menyimpan "dendam" dalam hatinya, ketika ada sanak famili yang di habisi nyawanya, maka yang menghabisi masih punya hutang jiwa, meski mereka sudah berlari ke negeri tetangga, tidak menutup kemungkinan carok itu bisa terjadi.
Kelima
"Asel ta' adhina asal"
Meski kaya tetapi tetap bersahaja dalam bersikap
Santun dan bersahaja merupakan adat dan budaya masyarakat Madura, meski mereka adalah orang yang sangat kaya, namun yang paling utama dan di utamakan adalah Akhlaqul Karimah terhadap siapapun.
Hal tersebut di atas peribahasa yang menunjukkan akan sikap renda hati paling utama bagi masyarakat Madura, dengan catatan jangan sampai merendahkan diri.
Keenam
"Atembang poteh matah, lebbi bagus poteh tolang"
Dari pada malu lebih baik mati
Masyarakat Madura sangat menjunjung tinggi moralitas dan harga diri, hal tersebut merupakan adat yang sudah berkembang dari nenek moyang, dimana harga diri paling utama dalam kehidupan masyarakat Madura, artinya jangan sampai melecehkan dan menginjak-injak harga diri masyarakat Madura, kalo sampai itu terjadi, jelas nyawa pun akan di pertaruhkan untuk membela harga diri itu tadi.