Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peribahasa Madura yang Sarat akan Makna

9 Juni 2021   20:37 Diperbarui: 9 Juni 2021   20:50 2350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa merupakan alat untuk melakukan komunikasi yang dimiliki oleh makhluk hidup, utamanya adalah manusia sebagai makhluk zoon politicon, yakni makluk yang memiliki akal pikiran, dan saling membutuhkan.

Indonesia sebagai negara yang terdiri dari ratusan pulau, ratusan adat dan istiadat,serta ratusan bahasa daerah yang berkembang merupaka negara yang kaya akan khazanah kebudayaannya.

Dari perbedaan adat budaya, ras, agama, dan bahasa, tetapi mampu bersatu dengan bahasa yang satu, yakni bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional yang memudahkan masyarakatnya untuk saling berinteraksi dengan perbedaan yang saling menghargai dan menghormati antar perbedaan tersebut.

Lahirnya peribahasa yang berkembang di masing-masing daerah, tidak lepas dari berkembangnya adat dan budaya dalam daerah tersebut, dimana peribahasa terlahir dari sebuah peristiwa dan gagasan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.

Dalam pembahasan saat ini tentang peribahasa masyarakat Madura yang sarat akan makna, dimana Madura sebagai pulau yang memiliki geografis cukup panas dan daerah bebatuan, memang adat dan budayanya berkembang cukup keras, dimana fanatisme terhadap agama khususnya Islam masih sangat kental sekali.

Di bawah ini beberapa contoh peribahasa masyarakat Madura yang sarat akan makna yang dalam.

Pertama

"Aeng sondeng nandha'agi dalemma lembung"

'Orang yang pendiam biasanya banyak ilmu

Kemudian dari peribahasa di atas berkembang lagi bahwa "diam adalah emas".  Tapi yang jelas diamnya adalah mengingat Tuhan, bukan diam tanpa suatu alasan.

Kedua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun