Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pesan Untuk Pak Presiden: Rakyatmu Sedang Cemas!

13 Mei 2016   20:53 Diperbarui: 13 Mei 2016   20:53 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laksana angin segar bagi Kaum yang memiliki paham komunis, yang sering juga dengan aliran kiri, suatu paham yang dicetuskan, dan di Kembangkan oleh Karl Mark yakni Komunis-Sosialis. Rekonsiliasi sudah terjadi atas kebijakan pak Presiden, dan hal ini memberikan dampak yang luar biasa baik yang kontra maupun yang pro. kasus pembantaian yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965, tidak hanya menghilangkan nyawa puluhan orang, namun tragedi tersebut telah menghilangkan ratusan bahkan ribuan nyawa rakyat Indonesia kala itu, hanya saja yang terekspos ke Media, hanyalah tokoh-tokoh Nasional, dan para Jendral dengan begitu kejamnya menjadi objek pembantaian, hal ini tidak akan pernah dilupakan, dan tentu mengundang reaksi luar biasa baik dari TNI, masyarakat, sehingga kecemasan muncul kembali akan bangkitnya partai terlarang tersebut di Negeri tercinta ini.

Sumber: facebook/faizal-muhammad
Sumber: facebook/faizal-muhammad
Tragedi G 30 S PKI, masih menyisakan pilu bagi bangsa ini, dan tentu unsur politisasi dan ambisi akan kekuasaan telah mewarnai,  Nyawa seperti tak lagi berharga, dan tangisan berdarah itu tidak akan pernah terlupakan, namun apa boleh buat sebagai rakyat kecil, kebijakan sang presiden telah membuat cemas rakyat Indonesia.

Lambang Palu dan Celurit, sangat identik dengan kepemilikan rakyat. Masyarakat Indonesia lebih dari 50 % adalah masyarakat petani, dan alat Palu dan Celurit sudah biasa menjadi pegangan para petani ketika mereka hendak kesawahnya masing-masing. Apakah celurit mereka untuk mengarit rumput harus dimusnahkan? atau palu mereka untuk membuat kandang ayam, juga harus dibrangus dengan sedemikian rupa? lalu alat apa yang harus mereka gunakan? itulah tanda tanya yang tentunya terbersit di benak para petani, dengan berkembangnya opini tentang paham komunis-sosialis.

Tentu paham Komunis-Sosialis tersebut memang dirasa tidak mungkin untuk dimusnahkan, sebab itu berada di alam pikiran manusia, jika ingin menghilangkan paham-paham tersebut, maka sangat memungkinkan bagi orang yang sudah diketahui memiliki paham komunis-sosialis itu di musnahkan? apakah yang berpaham demikian salah? bukankah yang keliru, ketika mereka berpaham Atheisme? yakni paham anti Tuhan...!

Sumber: facebook/faizal-muhammad
Sumber: facebook/faizal-muhammad
Rekonsiliasi sama dengan angin segar bagi orang-orang yang berpaham komunisme, namun menjadi kecemasan luar biasa bagi rakyat kecil, karena rakyatlah yang akan selalu menjadi korban atas kebijakan pemerintah. secara politis ada semacam tekanan terhadap pemerintah untuk melakukan Rekonsiliasi dengan organisasi terlarang tersebut, dan tentu sangat disayangkan, karena fakta sejarah sudah membicarakan bahwa PKI adalah "pemberontak" hal itu menjadi catatan penting, namun kenapa harus melakukan Rekonsiliasi, sehingga ada semacam Uforia bagi mereka yang berpaham komunisme.

Rakyat harus waspada penuh, dengan skenario Nasional yang sedang berkembang, apakah Rekonsiliasi itu adalah bentuk pengalihan Opini, dan sengaja membuat kecemasan-kecemasan rakyat, atau ada proses kesengajaan membuat ketakutan-ketakutan, sehingga pemerintah dengan leluasa memainkan perannya, kewenangannya. Disi yagn lain, ada kemungkinan ada Skenario dunia yang memang sengaja menghidupkan paham tersebut di Negeri tercinta ini. kami pun masih belum tahu dengan pasti!

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun