Apakah Payakumbuah Hanya Menang Branding?
Sebenarnya tidak salah jika restoran seperti Payakumbuah mengandalkan branding. Branding adalah senjata utama mereka untuk menarik pelanggan baru. Tapi, tentu saja, semua kembali ke selera dan daya beli masing-masing. Yang suka makan di sana, ya silakan. Yang merasa keberatan dengan harganya, ya cari opsi lain. Jogja punya banyak sekali pilihan warung Padang dengan harga ramah kantong. Lagipula, di dunia bisnis, setiap produk punya segmen pasarnya sendiri. Tidak perlu iri atau kesal. Kalau tidak cocok, ya skip saja. Seperti kata pepatah modern, "Bukan salah restorannya kalau harga nggak cocok sama kantongmu."
Jogja, Kota Semua Kemungkinan
Kehadiran RM Padang Payakumbuah di Jogja memang menarik untuk diamati. Di satu sisi, ini membuktikan bahwa Jogja terus berkembang menjadi kota dengan daya tarik kuliner yang semakin variatif. Di sisi lain, ini menjadi pengingat bahwa Jogja tetaplah Jogja. Meski restoran fancy mulai bermunculan, warung makan murah meriah tetap menjadi pilihan utama mayoritas warganya.
Jadi, apakah saya akan mencoba makan di Payakumbuah? Mungkin suatu saat, ketika saya merasa ingin menghadiahi diri sendiri (self reward) setelah selesai skripsi. Untuk sekarang, biarkan dulu restoran itu jadi tempat makan para "kaum bermobil". Saya akan tetap setia dengan warung Padang langganan yang lebih bersahabat dengan dompet mahasiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H