Mohon tunggu...
Akhmad Alhamdika Nafisarozaq
Akhmad Alhamdika Nafisarozaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Setengah AI

“Anglaras Ilining Banyu, Angeli Ananging Ora Keli”

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kebumen Jadi Ibu Kota Jawa Selatan? Netizen: Jangan Cuma Nambah Pejabat!

23 Desember 2024   16:32 Diperbarui: 23 Desember 2024   16:32 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Wacana pembentukan provinsi baru bernama Jawa Selatan belakangan ini bikin geger warganet. Nggak tanggung-tanggung, wilayah eks-Karesidenan Banyumas digadang-gadang akan dimekarkan dari Jawa Tengah, dengan Kabupaten Kebumen sebagai calon ibu kotanya. Sekilas, ide ini terdengar seperti plot cerita drama politik. Tapi benarkah Kebumen siap jadi pusat pemerintahan dan perekonomian baru di provinsi anyar ini?

Apa itu Jawa Selatan?

Jawa Selatan adalah nama provinsi yang wacananya akan mencakup wilayah eks-Karesidenan Banyumas. Provinsi ini akan terdiri dari sembilan daerah, yaitu Kota Magelang, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Purworejo, dan Kabupaten Magelang. Wacana ini muncul dari aspirasi beberapa pihak yang merasa bahwa wilayah tersebut kurang mendapat perhatian maksimal dari Provinsi Jawa Tengah.

Nah, di tengah persaingan ketat ini, Kebumen muncul sebagai kandidat kuat ibu kota. Letaknya yang strategis di pesisir selatan Jawa Tengah dianggap ideal untuk menghubungkan wilayah barat dan timur provinsi baru ini. Ditambah lagi, Kebumen punya potensi besar dalam hal pariwisata, agribisnis, dan sumber daya manusia.

Kenapa Harus Kebumen?

Kebumen, meski sering jadi bahan bercandaan sebagai kabupaten termiskin di Jawa Tengah, punya posisi strategis dan potensi luar biasa. Dari segi geografis, Kebumen berada di tengah-tengah wilayah calon provinsi Jawa Selatan. Bayangkan, kalau jadi ibu kota, Kebumen bisa jadi pusat pemerintahan sekaligus perekonomian baru. Konon, hal ini bisa membuka peluang investasi lebih luas, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong pembangunan infrastruktur lebih masif.

Tapi tunggu dulu. Potensinya memang besar, tapi apakah Kebumen siap jadi ibu kota?

Saat ini, Kebumen sedang berjuang keluar dari statusnya sebagai salah satu daerah termiskin. Meski pembangunan infrastruktur mulai terlihat maju, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dibereskan. Jalanan yang masih banyak berlubang, fasilitas kesehatan yang masih terus perlu mendapat perhatian, hingga lapangan kerja yang belum cukup untuk menyerap tenaga kerja lokal, semua ini jadi tantangan besar. Kalau tiba-tiba dijadikan ibu kota, jangan sampai malah kewalahan kayak anak kos akhir bulan.

Apa Kata Netizen?

Wacana ini tentu mengundang pro dan kontra, terutama di media sosial. Ada yang setuju, tapi nggak sedikit juga yang sinis.

"Kalau cuma bikin provinsi baru untuk nambahin jumlah pejabat, mending nggak usah," cuit salah satu netizen di akun Insagram media lokal Kebumen.

"Ga cuma ada Jaksel (Jakarta Selatan), besok juga bakal ada Jasel (Jawa Selatan). This is Jasel bro!" komentar warganet lain dengan nada bercanda.

Banyak yang merasa bahwa pemekaran provinsi ini nggak akan otomatis memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat. Alih-alih meningkatkan kesejahteraan, ada kekhawatiran bahwa yang diuntungkan hanya segelintir elit politik yang dapat jabatan baru. Bukannya skeptis, tapi melihat sejarah pemekaran wilayah di Indonesia, kekhawatiran ini memang masuk akal.

Bakal Sukses atau Jadi Beban Baru?

Pemekaran wilayah, kalau dikelola dengan baik, memang bisa membawa dampak positif. Dengan menjadi provinsi baru, Jawa Selatan punya peluang untuk lebih fokus mengelola potensi daerahnya sendiri. Namun, sejarah menunjukkan bahwa banyak pemekaran wilayah malah menambah beban anggaran tanpa manfaat yang signifikan bagi masyarakat. Kalau nggak hati-hati, wacana Jawa Selatan ini bisa jadi contoh buruk berikutnya.

Lalu, bagaimana dengan Kebumen? Jika benar terpilih jadi ibu kota, pemerintah daerah harus bekerja ekstra keras untuk membuktikan bahwa status baru ini membawa manfaat nyata. Infrastruktur harus diperbaiki, layanan publik ditingkatkan, dan ekonomi lokal digerakkan. Jangan sampai status ibu kota hanya jadi titel tanpa substansi yang pasti.

Lalu, Apa Solusinya?

Daripada fokus pada pembentukan provinsi baru, kenapa nggak memaksimalkan apa yang sudah ada? Jawa Tengah bisa lebih fokus pada pemerataan pembangunan, khususnya di wilayah selatan yang selama ini sering merasa terpinggirkan. Dengan pengelolaan anggaran yang lebih adil, daerah-daerah seperti Kebumen, Cilacap, dan Banyumas tetap bisa maju tanpa harus lepas dari Jawa Tengah.

Namun, kalau wacana ini benar-benar direalisasikan, pemerintah harus memastikan bahwa pembentukan Jawa Selatan benar-benar demi kepentingan rakyat. Jangan sampai hanya jadi ajang "potong kue kekuasaan" yang ujung-ujungnya malah menambah beban negara.

Wacana Kebumen jadi ibu kota provinsi Jawa Selatan memang menarik. Namun, pertanyaannya adalah apakah ini benar-benar solusi untuk masalah yang ada, atau hanya ilusi? Apapun hasilnya nanti, kita berharap masyarakat benar-benar diuntungkan. Kalau kata netizen, "Jangan cuma nambah pejabat, tapi nggak nambah manfaat!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun