Mohon tunggu...
Akhmad Arief Fauzan
Akhmad Arief Fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN sunan Kalijaga Yogyakarta (20107030038)

Mahasiswa UIN sunan Kalijaga Yogyakarta (20107030038)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Silent Treatment: Diam yang Menyebalkan

30 Juni 2021   23:58 Diperbarui: 1 Juli 2021   00:43 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : republika.com

Pernah nggak lo marah besar ke pasangan lo, tapi lo malah ngediemin mereka biar mereka ngerasa dihukum? Atau lo lagi diposisi dimana lo didiemin pasangan, karena lo ngelakuin kesalahan?

Kalo lo ngerasa relate dengan hal itu, berarti lo pernah ngerasain apa yang disebut dengan silent treatment.

Apa sih silent treatment itu?

Silent treatment adalah suatu sikap dimana seseorang mendiamkan atau mengabaikan lawan bicaranya dengan menolak untuk berbicara. Dilansir dari Life Hack, silent treatment dikatakan sebagai metode untuk memberikan hukuman secara psikologis dengan mengabaikan orang lain, baik dalam hubungan percintaan, keluarga maupun pertemanan.

Simplenya, silent treatment adalah perilau mendiamkan orang dengan maksud untuk menghukum orang tersebut, karena ngelakuin kesalahan atau ngelakuin hal yang nggak sesuai sama mau kita.

Tapi sebenarnya kenapa sih orang bisa ngelakuin silent treatment ke orang lain?

  • Silent treatment terasa lebih mudah daripada harus berargumen.

Silent treatment merupakan salah satu alat yang sangat ideal untuk bikin pasangan atau lawan bicara jadi ngerasa negatif, dan"tau rasa" atas kesalahan yang sudah mereka lakukan. Dampak dari silent treatment ini akan langsung menyerang mereka, tanpa lo perlu capek-capek bercerita panjang lebar tentang kesalahan mereka.

Tapi sebenarnya selama intervensi lo tetap untuk ngebuat mereka merasa buruk, hal ini nggak akan menempatkan lo diposisi yang lebih baik. Karena masalah antara lo dan pasangan jadi nggak akan selesai.

  • Nggak dapet contoh teladan komunikasi yang baik

Sebelum menyalahkan orang yang melakukan silent treatment, ada baiknya kita harus mengerti latar belakang mereka. Karena silent treatment ini tidak hanya dilakukan dalam hubungan asmara, tetapi juga persahabatan dan keluarga. Tak jarang, orang tua juga mendiamkan anaknya bahkan ketika anaknya sedang menangis. Selain orang tua, kadang teman juga sering melakukan hal yang sama. Pengalaman-pengalaman itulah yang bisa membuat seseorang melakukan silent treatment, dan mereka akan ngerasa kalau silent treatment itu dilakuin sama semua orang.

  • Silent treatment biasanya dilakukan oleh seseorang yang punya kecenderungan narcissist

Orang yang cenderung narsistik adalah orang yang harga dirinya sangat sensitif. Mereka perlu diperhatikan dan mendapatkan kekaguman yang berlebih untuk bisa merasa aman.

Tapi kenapa sifat naristik berhubungan dengan silent treatment?

Jawabannya adalah ketika orang yang narcissit ini melakukan silent treatment, maka lawan bicara mereka akan rela memberikan perhatian lebih dan rela melakukan apapun yang orang nasis ini minta.

Orang ini akan menduduki posisi dimana merekalah yang memiliki kontrol penuh atas pasangannya. Dan untuk orang yang narsis, berada di posisi tinggi semacam ini adalah hal yang sangat memuaskan.

Itulah beberapa alasan yang membuat seseorang melakukan silent treatment. Namun sebetulnya, alasan dari perlakuan silent treatment bisa bervariatif dan sangat beragam.

Tapi pertanyaan terbesarnya adalah gimana sih caranya supaya kita bisa beralih dari silent treatment?

Lakukanlah Komunikasi yang Asertif

Komunikasi asertif artinya adalah komunikasi yang tidak pasif dan tidak pula agresif. Secara sederhananya, komunikasi asertif itu menyampaikan apa yang kita inginkan secara baik, tidak terlalu diam dan tidak terlalu banyak bicara atau marah-marah kepada pasangan. Serta tetap mempetimbangkan perasaan pasangan.

Sesusah apapun kita untuk berbicara, kalau kita ngerasa kepuasan dalam hubungan asmara adalah suatu hal yang penting, berarti kita benar-benar harus bisa mempelajari komunikasi asertif. Karena komunikasi asertif bukan hanya baik, tetapi juga sangat kita butuhkan di dalam suatu hubungan. Dengan komunikasi yang asertif, kita jadi bisa menemukan cara untuk memenuhi kebutuhan kita, tanpa membuat pasangan kita ngerasa sakit hati.

Tapi gimana caranya untuk beralih ke komunikasi asertif setelah sering melakukan silent treatment?

Ini dia beberapa tips praktis yang bisa langsung kita praktekan, guys!

  • Jujur aja

Beri tahu pasangan kita tentang apa yang kita rasakan. Karena sedekat apapun kita dengan pasangan kita, tetap saja mereka bukanlah dukun yang bisa mengerti apa yang kita pikirkan tanpa kita harus bercerita. Oleh sebab itu, katakan saja dengan jujur ya!

  • Fokus pada apa yang kita butuhkan

Inti dari komunikasi asertif adalah lawan bicara tau apa yang lagi kita perlukan. Jadi lebih baik kita fokus ke apa yang kita rasain dan butuhin, daripada memperburuk keadaan dengan membahas kekurangan pasangan. Karena komunikasi yang asertif bukan bertujuan untuk menunjukan bahwa pasangan kita salah, tetapi tentang bagaimana kita bisa membantu pasangan kita untuk tau pada apa yang lagi kita rasain.

  • Belajar untuk menerima bahwa nggak semua hal harus sesuai mau kita

Kalau kita sudah menyampaikan keinginan kita secara asertif, tapi kita masih belum mendapatkan apa yang kita harapkan, coba tanyakan ke diri sendiri:

"Apakah kebutuhan yang kita sampaikan itu membuat pasangan kita harus mengorbankan perasaan mereka?"

Kalau jawabannya adalah "Iya", berarti kita harus belajar untuk menerima dan menghargai perasaaan pasangan kita.

Nah, untuk lo yang justru sedang dapet silent treatment, komunikasi asertif tetap penting untuk kita lakukan loh! Tujuannya sama aja, yaitu biar orang lain tau apa yang sedang kita butuhkan dan rasakan.

Tapi kalau udah coba komunikasi yang asertif tapi pasangan kita justru terus ngelakuin silent treatment, kita harus gimana dong?

Mereka sebenarnya paham bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang salah dan menyakitkan bagi kita, tapi sayangnya hal itu tetap aja mereka lakukan.

Jadi, kira-kira pantas nggak hubungan seperti itu dipertahankan?

Satu hal yang harus kita ingat, ketika kita melepaskan sesuatu yang membebani hidup kita, maka kita akan terbuka ke hal-hal lain yang mungkin selama ini nggak pernah kita sadarin. Jadi, lepasin aja kalau emang sudah keterlaluan, kawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun