Jawabannya adalah ketika orang yang narcissit ini melakukan silent treatment, maka lawan bicara mereka akan rela memberikan perhatian lebih dan rela melakukan apapun yang orang nasis ini minta.
Orang ini akan menduduki posisi dimana merekalah yang memiliki kontrol penuh atas pasangannya. Dan untuk orang yang narsis, berada di posisi tinggi semacam ini adalah hal yang sangat memuaskan.
Itulah beberapa alasan yang membuat seseorang melakukan silent treatment. Namun sebetulnya, alasan dari perlakuan silent treatment bisa bervariatif dan sangat beragam.
Tapi pertanyaan terbesarnya adalah gimana sih caranya supaya kita bisa beralih dari silent treatment?
Lakukanlah Komunikasi yang Asertif
Komunikasi asertif artinya adalah komunikasi yang tidak pasif dan tidak pula agresif. Secara sederhananya, komunikasi asertif itu menyampaikan apa yang kita inginkan secara baik, tidak terlalu diam dan tidak terlalu banyak bicara atau marah-marah kepada pasangan. Serta tetap mempetimbangkan perasaan pasangan.
Sesusah apapun kita untuk berbicara, kalau kita ngerasa kepuasan dalam hubungan asmara adalah suatu hal yang penting, berarti kita benar-benar harus bisa mempelajari komunikasi asertif. Karena komunikasi asertif bukan hanya baik, tetapi juga sangat kita butuhkan di dalam suatu hubungan. Dengan komunikasi yang asertif, kita jadi bisa menemukan cara untuk memenuhi kebutuhan kita, tanpa membuat pasangan kita ngerasa sakit hati.
Tapi gimana caranya untuk beralih ke komunikasi asertif setelah sering melakukan silent treatment?
Ini dia beberapa tips praktis yang bisa langsung kita praktekan, guys!
- Jujur aja
Beri tahu pasangan kita tentang apa yang kita rasakan. Karena sedekat apapun kita dengan pasangan kita, tetap saja mereka bukanlah dukun yang bisa mengerti apa yang kita pikirkan tanpa kita harus bercerita. Oleh sebab itu, katakan saja dengan jujur ya!
- Fokus pada apa yang kita butuhkan
Inti dari komunikasi asertif adalah lawan bicara tau apa yang lagi kita perlukan. Jadi lebih baik kita fokus ke apa yang kita rasain dan butuhin, daripada memperburuk keadaan dengan membahas kekurangan pasangan. Karena komunikasi yang asertif bukan bertujuan untuk menunjukan bahwa pasangan kita salah, tetapi tentang bagaimana kita bisa membantu pasangan kita untuk tau pada apa yang lagi kita rasain.
- Belajar untuk menerima bahwa nggak semua hal harus sesuai mau kita