Membicarakan tentang Cirebon, memang tidak pernah ada habisnya dengan berbagai keindahan wisata, budaya, dan juga kuliner. Cirebon dikenal sebagai "kota udang" Â menjadikan kota Cirebon ini sebagai pilihan bagi wisatawan local khusus nya para pencinta kuliner pasti mengunjunginya. Tidak hanya keindahan wisata ataupun budayanya saja yang menarik, akan tetapi kulinernya juga sayang untuk dilewatkan. Seperti contonya saja docang, tahu gejrot, empal gentong, dan masi banyak lagi.
Jika kita mengunjungi Cirebon sekedar mencicipi  docang, tahu gejrot, dan empal gentong, sangat disayangkan bila tidak mencoba kuliner khas Cirebon yang menjadi makanan tradisional unik yang nasinya dibungkus menggunakan dau jati yaitu Nasi Jamblang atau biasa orang Cirebon bilang sega jamlang. Yang sudah ada sejak 120 tahun yang lalu. Sega sendiri Bahasa dari orang Cirebon yang memiliki arti Nasi, sedangkan jamblang sendiri konon katanya berasal dari sebuah nama desa kecil yang ada di Kabupaten Cirebon nya itu sendiri. tepatnya di desa jamblang.
Nasi jamblang adalah salah satu kuliner yang sudah melekat menjadi identitas bagi warga Cirebon. Sekilas, nasi ini sama aja dengan nasi putih biasa akan tetapi yang menjadi beda itu jenis dari pembungkus nya itu sendiri. Nasi jamblang di bungkus daun jati dengan ukuran nasi hanya segumpal tangan agar nasi ini terlihat lebih unik. Hal ini daun jati penggunaan nya sebagai pembungkus bertujuan untuk menjaga nasi agar tetap enak, pulen, dan yang pasti nya tahan lama, dikarenakan tekstur dari daun jati itu sendiri tidak mudah sobek memiliki pori -- pori hal itu untuk membantu nasi agar tetap terjaga baik kualitasnya.
Ukuran nasi jamblang sendiri terbilang kecil hanya segumpalan tangan orang dewasa dan proses memasak nasinya pun sama seperti nasi putih biasa. Akan tetapi sebelum dibungkus di daun jati terlebih di dinginkan terlebih dahulu sampai bener -- benar adem. Setelah itu baru lah di bungkus daun jati satu persatu dengan rapi. Hal itu dilakukan agar lebih tahan lama dan tidak mudah basi.
Asal usul nasi jamblang tak lepas dari sejarah Indonesia di jajah oleh para belanda. Pada waktu itu pembangunan jalan raya anyer panarukan yang melewati kabupaten Cirebon. Ratusan para pekerja keras untuk membangun jalan raya ini. Hal itu menimbulkan masalah pada saat itu banyak sekali masyarakat pribumi yang dihadapkan dengan masalah kelaparan.
Faktor yang membuat para pekerja kelaparan, Â Akan tetapi nasi yang dibawakan oleh meraka dari rumah lebih cepat basi dan tidak lama hal itu sama sekali tidak bisa dikomsumsi lagi atau dimakan. Dikarenakan dari rumah hanya dibungkus daun pisang saja pada saat itu.
Pada saat itu ada sekumpulan masyarakat yang berasal dari daerah Cirebon. Tepatnya dari desa jamblang. Awal mula yang mempunyai ide sekaligus mengenalkan daun jati sebagai salah satu alat untuk pembungkus nasi. Dengan dau jati membuat nasi menjadi tahan lama dan tidak cepat basi. Di karenakan daun jati sendiri memiliki pori -- pori daun yang cukup besar dan tidak mudah robek.
Berjalan nya waktu sedikit  demi sedikit mereka melengkapinya dengan berbagai farina lauk di dalamnya, sambel merah, bergedel, sumur tahu, tempe, sate kentang dan masi banyak lagi. Dari situlah nasi jamblang mulai dikenal masyarakat dari mulut ke mulut. Makanan ini mulai banyak di minati masyarakat dan seiring nya perkembangan zaman mulailah bermunculan nasi jamblang dari mulai ada ruko nya sampai dengan orang jualan nasi jamblang berkeliling dikampung. Sehingga sampai sekarang nasi jamblang pasti akan banyak kalian temui di berbagai tempat sudut di Cirebon.
Sejak tahun lalu pandemi covid-19 masi melanda di negara kita tercinta indonesia yang sudah menyebabkan banyak nya usaha dari kecil sampai dengan perusahan besar merasakan kesusahan nya di masa pandemi ini bahkan sampe gulung tikar. Data Asosiasi UMKM di indonesia mencatat bahwa sepanjang perjalanan 2020 lalu.Â