Mohon tunggu...
Akhmad Solikhin
Akhmad Solikhin Mohon Tunggu... Lainnya - Biotechnologist

Ayo Melek Sains

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Memahami BHD di Turnamen Bulutangkis

2 Juli 2024   01:52 Diperbarui: 2 Juli 2024   02:06 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
konferensi pers panitia BACJ pasca insiden  Zhang Zhi Jie | (sumber: instagram bolalobbadminton).

Sekitar sepekan yang lalu, saya baru saja menulis mengenai pentingnya orang awam paham BHD (Bantuan Hidup Dasar). Saya memberikan sepenggal cerita mengenai meninggalnya Markis Kido saat sedang bermain bulutangkis. Almarhum Kido meninggal karena henti jantung saat dievakuasi menuju rumah sakit.

Kejadian serupa kembali terjadi. Kali ini menimpa atlet tunggal China Zhang Zhi Jie di ajang Badminton Asia Junior Championship 2024 pada Minggu (30/6/2024) malam yang berlangsung di Yogyakarta. Berdasarkan informasi dari jumpa pres pada Senin (1/7/2024), Zhang Zhi Jie dinyatakan meninggal oleh pihak rumah sakit karena henti jantung mendadak.

Tanyangan vidio mengenai detik-detik Zhang Zhi Jie jatuh, kejang kemudian pingsan saat melawan atlet muda Jepang Kazuma Kawano banyak beredar di media sosial. Sebagian besar komentar nitizen badminton lover (BL) Indonesia dan China menyatakan bahwa penanganan medis dari pantia lambat.

Dari hasil konferensi pers sendiri diperoleh pernyataan bahwa tim medis sudah melakukan pertolongan pertama sesusai dengan prosedur. Dikatakan bahwa tim medis segera memasuki lapangan setelah mendapatkan panggilan dari wasit.

Namun, dari pengamatan yang saya lihat berdasarkan vidio yang beredar bahwa terdapat jeda sekitar setegah menit lebih hingga akhirnya tim medis baru masuk ke lapangan. Bahkan beberapa penonton juga ikut berteriak, "Mana tim medis??".

Kemudian penanganan dilakukan oleh tim medis setelah dibaringkan dan dilakukan pemeriksaan awal. Terlihat Zhang Zhi Jie hanya diberikan bantuan nafas dengan tabung oksigen kecil. Tidak ada sama sekali pemberian kompresi atau resusitasi jantung dan paru oleh tim medis.

Berdasarkan informasi dari kompas.id (1/7/2024), tim yang memberikan pertolongan medis dilengkapi juga dengan dokter turnamen. Saya pribadi tidak bisa membedakan antara dokter turnamen dan tim medis karena mengenakan kaos yang identik motifnya. Pertanyaan besarnya, apakah tim medis dan dokter yang bersangkutan tidak bisa mengevaluasi secara cepat bahwa kejadian tersebut adalah henti jantung dan harus segera diberikan BHD.

Saya tidak bermaksud mencari siapa yang harus disalahkan. Tulisan ini lebih ke sebuah evaluasi bersama dengan harapan di turnamen selanjutnya seharusnya tidak terulang kembali insiden yang menimpa atlet tunggal putra China ini. Jika prosedur BHD juga dimasukan dalam SOP atau peraturan BWF harusnya tidak ada nyawa yang harus hilang dalam turnamen tersebut.

Karena SOP BWF, wasit melarang pelatih atau orang selain tim medis untuk mendekat dan memberikan pertolongan. Dalam situasi tersebut, pelatih China mungkin saja juga bingung harus melakukan apa jika memang akan menolong anak didiknya yang pingsan secara tiba-tiba.

Yang tidak habis fikir, tim medis dan dokter turnamen juga ternyata awam dengan prosedur BHD. Hal ini terlihat dari tanyangan vidio yang tidak dilakukan kompresi segera setalah pemeriksaan awal. Padahal ini di level turnamen resmi di bawah BAC dan BWF tentunya. Apalagi di turnamen yang tidak resmi dimana tim medisnya bahkan tidak ada atau bukan orang medis dan hanya menyediakan kotak medis yang berisi obat umum seperti spray, kapas, betadin dan lain sebagainya.

BHD memang belum menjadi concern dari BWF. Hal ini dapat dilihat dari isi tas medis (medical bag) yang disyaratkan dalam setiap turnamen resmi BWF, diantaranya yaitu spray, perban dan perekat, glove, gunting, dan stetoskop.

Saran

Dalam konferensi pers disampaikan bahwa PBSI akan membawa kasus ini ke BWF untuk kebaikan dan keselamatan atlet. Saran dari saya, BHD harus menjadi SOP penangan medis khusus dalam setiap turnamen resmi BWF. Hal ini sebagai upaya agar kejadian henti jantung mendadak tidak kembali menelan korban jiwa dalam event selanjutnya.

Berbicara sedikit tentang prosedur BHD, jika edukasinya sudah diberikan sebenarnya bisa juga dilakukan oleh orang awam. Berikut adalah prosedur ringkas dalam melakukan tindakan BHD bagi orang awam:

1. Memposisikan korban dan penolong dalam keadaan aman

2. Mengecek respon dari korban

3. Segera minta tolong

4. Mengecek denyut nadi dan nafas

5. Memberikan kompresi atau resusitasi jantung dan paru sebanyak 30 kali kemudian diberikan pemberian nafas (jika ada alat bantunya)  sebanyak 2 kali. Proses tersebut dilakukan 1 siklusnya sebanyak 5 kali sampai bantuan medis datang.

Penjelasan secara lengkapnya dapat dibaca di tulisan saya yang berjudul "Pentingnya Orang Awam Paham BHD". Untuk penerapan dalam turnamen bulutangkis dapat disesuaikan dan diatur kembali urutannya.

Selain itu, BWF harus mulai memberikan dan mewajibkan edukasi mengenai praktek pemberian BHD ke seluruh anggotanya. PBSI juga diharapkan dapat menghimbau bagi penyelenggara turnamen baik resmi maupun tidak resmi memiliki tim medis yang paham dengan BHD.

Di akhir, saya akan mencoba membuat simulasi, jika saja aturan BHD menjadi concern BWF dan dipahami oleh semua kontingen dan tim medis penyelenggara.

(sumber: instagram bolalobbadminton) 
(sumber: instagram bolalobbadminton) 

Ketika Zhang Zhi Jie terjatuh dan kejang. Seluruh komponen pertandingan dan orang-orang yang berada di dekatnya paham bahwa pemain tersebut mengalami kejadian henti jantung. 

Wasit pertandingan segera memberi tanda dan memanggil tim medis. Pelatih atau orang yang paling dekat dengan Zhang Zhi Jie segera mendekat untuk memberikan pertolongan. 

Minimal dengan membaringkan ke posisi telentang dan melakukan pengecekan respon. Lalu dilanjutkan dengan pengecekan nadi dan nafas. Jika memang tidak ada lagi nadi dan nafas, maka segera lakukan kompresi sesuai dengan prosedur BHD yang benar. 

Ketika tim medis tiba di lapangan, maka penolong pertama tadi segera menyerahkan ke tim medis yang ada. Tim medis melanjutkan prosedur BHD yang benar. Baik penolong pertama atau tim medis tidak perlu ragu dan takut dalam melaksanakan prosedur BHD. Hal ini dikarenakan semua orang paham bahwa kondisi Zhang Zhi Jie mengalami henti jantung dan segera butuh prosedur BHD.

BHD dihentikan ketika  Zhang Zhi Jie sadar atau tidak menujunjukan perubahan sama sekali hingga tim penolong tidak mampu melanjutkan proses kompresi.

Meski tidak seratus persen dapat menolong nyawa, setidaknya tindakan prosedur BHD ini dapat memunculkan peluang hidup bagi korbannya. Semoga saja insiden meninggalnya atlet atau pemain bulutangkis tidak kembali terulang di turnamen baik yang resmi maupun tidak resmi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun