Mohon tunggu...
Akhmad Solikhin
Akhmad Solikhin Mohon Tunggu... Lainnya - Biotechnologist

Ayo Melek Sains

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Kasus Jagakarsa: Pentingnya Memahami Ketahanan Keluarga

8 Desember 2023   00:29 Diperbarui: 10 Desember 2023   20:47 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keluarga (sumber: Kemendikbud)

Saya kaget menyaksikan berita kasus meninggalnya 4 anak di Jagakarsa. Sedihnya, diduga korban dibunuh oleh orang tuanya sendiri. Sekilas, masalah perekonomian menjadi pemicunya. (lihat beritanya: klik di Sini)

Percekcokan dalam keluarga dapat berakhir dengan hilangnya nyawa anggota keluarga. Sebagian mungkin berhasil diliput media karena terungkap menimbulkan korban jiwa. Sebagian lainnya menjadi cerita pilu di masyarakat.

Melihat polanya, sebenarnya kasus permasalahan keluarga seperti ini banyak terjadi di masyarakat Indonesia. Penyebab utamanya adalah rapuhnya ketahanan keluarga.

Ketahanan Keluarga

Ketahanan keluarga merupakan kemampuan keluarga untuk melindungi diri dari berbagai konflik atau masalah yang berasal dari internal maupun eksternal keluarga.

Ketika ada cekcok suami dan istri, keluarga yang memiliki ketahanan yang baik akan mudah menyelesaikannya. Misalnya saja dengan menerapkan kemunikasi yang efektif dan memahami dengan baik dinamika kehidupan berkeluarga.

Menurut UU No 10 Tahun 1992, ketahanan keluarga adalah dinamika suatu keluarga yang memiliki ketahanan secara fisik, sosial, dan psikologis untuk hidup harmonis serta meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin.

Tiga komponen ketahanan keluarga meliputi ketahanan fisik, sosial dan psikologi. Ketahanan fisik keluarga berarti kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan papan, sandang dan pangan yang bersifat material.

Sedangkan kemampuan keluarga dalam mengelola emosi atau masalah non material seperti kesalahpahaman adalah wujud dari ketahanan secara psikologis.  

Komponen terakhir adalah katahanan secara sosial. Keluarga memiliki peran penting untuk menerapkan nilai agama, komunikasi yang efektif, dan komitmen untuk menghadapi setiap masalah yang muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun