Mohon tunggu...
Akhmad Solikhin
Akhmad Solikhin Mohon Tunggu... Lainnya - Biotechnologist

Ayo Melek Sains

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Alasan Orang Belum Bermobil

27 November 2023   18:01 Diperbarui: 27 November 2023   18:18 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Wikipedia, mobil merupakan kendaraan yang menggunakan bahan bakar untuk menyalakan mesinnya. Mobil awalnya dibuat bermesin uap dengan bahan bakar air hingga akhirnya dikembangkan bermesin dengan bahan bakar seperti bensin atau solar.

Mobil dapat membantu mobilitas seseorang dari satu tempat ke tempat lainnya. Selain memiliki fungsi sebagai alat transportasi, mobil juga disebut memiliki fungsi seperti mengusir rasa bosan, menambah teman, menumbuhkan kreativitas, membangun keharmonisan keluarga dan sebagai aset pribadi.

Penulis masih ingat, dulu di kampung yang bermobil hanya ada 1 sampai 3 orang saja. Pemahaman saat itu, orang bermobil adalah orang kaya. Namun saat ini orang bermobil di kampung ada banyak.

Alasan bermobil pun bermacam-macam. Ada yang memang benar-benar kaya, baru saja kaya, kebutuhan pekerjaan hingga tidak mau kalah saing dengan tetangga. Beberapa orang lebih memutuskan tidak bermobil dari pada bermobil. Tentu bermacam-macam pula alasannya.

Berikut adalah beberapa alasan orang memutuskan untuk tidak dulu membeli mobil berdasarkan pengalaman dan berbagai sumber :

Masih tinggal ngontrak di gang sempit

Tinggal di kontrakan dengan gang sempit seperti di Jakarta sudah menjadi hal wajar. Gang kontrakan biasanya hanya cukup untuk lewat 1 sepeda motor. Ketika berpapasan dengan motor atau orang, maka harus bergantian.

Meski ada yang bilang, "Kan biasanya ada yang menyewakan tempat parkir". Memang benar, di sekitar kontrakan ada beberapa lahan parkir yang khusus disewakan bagi pemilik mobil yang tidak punya tempat parkir. Adanya lahan sewa parkir mobil tersebut tidak mempengaruhi keputusan orang untuk bermobil.

Penulis mengamati di lingkungan sekitar, banyak orang yang masih parkir sembarang di pinggir jalan meski sebenarnya memiliki tempat parkir di depan rumah. Atau bisa jadi orang tersebut memang tidak memiliki tempat parkir dan malas untuk menyewa tempat parkir. Hal ini tentu menyebabkan ketidaknyamanan pengguna jalan.

Jalanan Macet

Jalanan di Jakarta tak pernah sepi dengan orang bermobil. Kemacetan di Jakarta adalah akumulasi berlebih kendaraan seperti sepeda motor, mobil pribadi, dan transportasi umum.

Berbagai upaya sudah diterapkan guna mengurangi kemacetan di Ibu Kota seperti peraturan ganjil genap, menyediakan transportasi umum darat seperti transjakarta, KRL, LRT dan MRT.

Meski sudah banyak pengguna moda transportasi tersebut, kemacetan tak pernah surut di Jakarta. Jumlah orang bermobil juga terus meningkat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, tercatat ada 200.000 kepemilikan mobil baru setiap tahunnya dari tahun 2020-2022.

Lokasi tempat kerja yang tidak terlalu jauh membuat orang lebih memilih menggunakan sepeda motor sebagai mobilitas dari rumah ke tempat kerja. Misalnya, penulis dengan sepeda motor hanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit saja. Jika dengan mobil, bisa mencapai 30-40 menit.

Belum mahir menyetir

Saat ini banyak dibuka kelas menyetir bagi yang ingin mahir mengendarai mobil. Peminatnya pun bisa dibilang tidak sedikit. Hal ini seiring dengan jumlah kepemilikan mobil yang terus meningkat.

Penulis sempati mengikuti pelatihan menyetir namun tidak dilanjutkan latihan yang konsisten. Karena di keluarga juga tidak bermobil maka untuk menguji hasil latihan menyetir tidak pernah penulis lakukan.

Ada yang bilang, "Makanya beli mobil dulu, baru bisa latihan sepuasnya". Atau kalau mau serius latihan bisa juga meminjam teman atau sewa mobil. Namun, hingga saat ini penulis lebih memutuskan belum bermobil dulu saja. Apalagi di tempat kerja memang tidak mensyaratkan untuk bisa menyetir.

Ada aplikasi online untuk mobil

Jika sedang ingin bepergian dan mungkin cuaca sedang tidak mendukung, saat ini orang dapat menggunakan aplikasi online mobil seperti Grab Car, GoCar, Maxim Car atau aplikasi lainnya. Aplikasi ini sudah menjamur baik di Jakarta maupun di luar Jakarta.

Meskipun tidak sebebas jika membawa mobil sendiri, itung-itung juga berbagi rizki buat orang lain yang memang pekerjaannya sebagai driver. Sebagai catatan, aplikasi online mobil ini juga akan semakin mahal jika perjalanan yang kita lakukan semakin jauh.

Finansial

Ada tipikal orang yang memutuskan beli mobil secara langsung lunas dan tidak nyicil. Ada pula orang yang memaksakan membeli mobil dengan nyicil bayar setiap bulan. Apalagi harga mobil semakin terjangkau, ada yang tinggal bayar uang DP 1 juta sudah bisa memiliki mobil.

Meskipun cicilan bisa dibayar dengan gaji bulanan, namun untuk saat ini bisa dimanfaatkan untuk investasi, modal usaha atau dana pendidikan anak. Banyak orang yang ambil cicilan mobil untuk kebutuhan pekerjaan seperti driver online. Namun tidak sedikit pula orang membeli mobil hanya untuk gengsi dan tidak sesuai dengan kebutuhan.

Beberapa orang lebih memprioritaskan memiliki rumah lebih dahulu dari pada mobil. Harga rumah setiap tahun juga terus meningkat sedangkan harga mobil setiap tahun mengalami penurunan. Jadi, secara pertimbangan finansial saat ini belum begitu membutuhkan memiliki mobil.

Ada transportasi umum

Transportasi umum seperti transjakarta, KRL,LRT,MRT, kereta biasa dan kereta cepat masih menjadi opsi saat bepergian bersama keluarga. Kebetulan anak penulis adalah pecinta kereta. Jadi dengan liburan ke suatu lokasi dengan naik moda transportasi umum tersebut terasa menyenangkan.

Banyak lokasi wisata yang bisa dikunjungi di Jakarta dengan menggunakan moda transportasi umum. Bisa juga dengan kombinasi transportasi umum dan aplikasi online untuk menuju ke lokasi wisata yang memang agak jauh dari jalur transportasi umum.

***

Memutuskan bermobil atau tidak sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang. Apa yang penulis sampaikan hanyalah opini. Suatu ketika bisa saja orang berubah pikiran dan memutuskan juga untuk bermobil. Tentu berdasarkan analisis untung-rugi dan faktor lainnya.

Anehnya, bermobil juga masih menjadi ukuran kesuksesan di masyarakat. Kalau misal pulang kampung dengan naik mobil sendiri, orang menganggapnya sudah sukses. Padahal bisa jadi mobil tersebut juga masih belum lunas cicilannya. Jadi orang menganggap kita sukses tapi kita sendiri pusing memikirkan cara buat melunasi cicilan mobil.

Padahal ukuran kesuksesan dan kebahagiaan seseorang bukan diukur dengan bermobil atau tidaknya. Bahkan mereka yang hanya bersepeda atau berjalan kaki kadang lebih bahagia dan sukses.

Sekian dan semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun