Mohon tunggu...
Akhmad Solikhin
Akhmad Solikhin Mohon Tunggu... Lainnya - Biotechnologist

Ayo Melek Sains

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Menengok Nyamuk Wolbachia di Negeri Singapura

24 November 2023   00:10 Diperbarui: 25 November 2023   19:48 1428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerobak untuk pelepasan otomatis nyamuk Wolbachia (sumber: undark.org)

Rak larva pupa nyamuk Wolbachia (sumber: undark.org)
Rak larva pupa nyamuk Wolbachia (sumber: undark.org)

Penurunan populasi terjadi karena jantan Aedes aegypti Wolbachia yang kawin dengan betina Aedes aegypti tanpa Wolbachia tidak akan menghasilkan keturunan.

Dari penjelasan di atas bisa penulis simpulkan bahwa program nyamuk Wolbachia di Singapura tidak sama dengan yang ada di Indonesia. Berikut penulis sampaikan beberapa perbedaannya:

  • Singapura menggunakan strain Wolbachia dari nyamuk Aedes albopictus sedangkan Indonesia menggunakan strain Wolbachia dari Drosopila melanogaster.
  • Singapura hanya melepas nyamuk Aedes aegypti jantan Wolbachia sedangkan Indonesia melepas nyamuk jantan dan betina Wolbachia.
  • Singapura melepas dalam bentuk nyamuk Wolbachia sedangkan Indonesia dalam bentuk telur nyamuk Wolbachia.
  • Singapura menggunakan teknologi lebih canggih (AI) dalam produksi nyamuk Wolbachia sedangkan Indonesia tidak menggunakannya.
  • Singapura bukan bagian dari WMP sedangkan Indonesia adalah bagian dari WMP.
  • Anggaran biaya program nyamuk Wolbachia Singapura lebih besar dari program nyamuk Wolbachia di Indonesia.

Lalu bagaimana dengan studi program nyamuk Wolbachia di Singapura?

pelepasan-naymuk-dari-lantai-ats-655f84f112d50f073b4b1593.jpg
pelepasan-naymuk-dari-lantai-ats-655f84f112d50f073b4b1593.jpg
Pelepasan nyamuk Wolbachia dari lantai atas apartemen (sumber: undark.org)

Pada tahun 2016-2017, NEA memulai studi tahap 1 program Wolbachia di perumahan dan apartemen di Braddell Height, Tampines, dan Nee Soon East. Hasilnya 50% populasi Aedes aegypti berkurang dibandingkan daerah yang tidak dilepas nyamuk.


Studi tahap 2 dilakukan di dua lokasi yaitu Tampines dan Nee Soon East pada tahun 2018-2019. Sedikit berbeda dengan tahap 1, pelepasan nyamuk jantan Aedes aegypti Wolbachia dilakukan di lantai atas dan dasar dari 76 apartemen di dua lokasi tersebut. Pelepasan tahap 1 dilakukan hanya di lantai dasar dari apartemen.

Populasi Aedes aegypti berhasil berkurang hingga 70-80% hasil tahap 2. Pelepasan dari lantai atas juga memberikan distribusi yang lebih baik dari nyamuk jantan Aedes aegepty Wolbachia pada lokasi seperti apartemen.

Studi tahap 3 dilakukan dilokasi yang sama dengan tahap ke 2 namun dengan jumlah sekitar 144 apartemen pada Februari-Oktober 2019. Hasilnya 90% populasi Aedes aegypti berhasil berkurang.

Pada November 2019-Juli 2020, dilanjutkan studi tahap 4 dengan jumlah apartemen bertambah menjadi 553. Hasilnya sama, 90% populasi nyamuk Aedes aegypti berhasil berkurang dan terjadi penurunan kasus dangue 65-80% di Tampines dan Nee Soon East dibandingakan dengan lokasi yang tidak dilakukan pelepasan.

Studi tahap 5 dilakukan dengan memperluas jangkauan pelepasan nyamuk hingga 1455 apartemen. Tahap terakhir ini dilakukan pada Juli 2020-Maret 2022. Hasilnya hampir 98% populasi nyamuk Aedes aegypti berhasil berkurang. Selain itu terjadi penurunan kasus dangue mencapai 88% pada lokasi studi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun