Mohon tunggu...
Akhmad Solikhin
Akhmad Solikhin Mohon Tunggu... Lainnya - Biotechnologist

Ayo Melek Sains

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

7 Tips Lari Aman dan Nyaman di Jalanan Jakarta

7 November 2023   09:28 Diperbarui: 7 November 2023   09:51 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana jalanan jakarta pagi hari (dok. pribadi)

Lari merupakan aktivitas kardio yang menyenangkan. Saya lebih memilih waktu lari di pagi hari. Jalanan Jakarta adalah lintasan yang saya pilih. Semakin pagi semakin menarik karena udara masih bersih dan belum banyak kepul asap kendaraan bermotor.

Berlari di jalanan bukan tanpa risiko. Sesekali saya pernah mendapat momen hampir diserempet motor bahkan mobil dari belakang. Ini yang perlu kita waspadai. Kalau ketemu lagi momen seperti itu, dalam hati saya cuma ngumpat begini, “Woe…lihat-lihat dong kalau naik motor atau mobil”. Ditambah tensi agak meninggi.

Berikut saya ingin berbagi tentang 7 tips berlari aman dan nyaman di jalanan Jakarta yang tak pernah sepi. Oh iya, sebagai catatan saya bukan pelatih lari atau pun pelari profesional. Saya hanya pelari hobi yang menikmati suasana dan semangat aktivitas berlari.

Istirahat cukup di malam hari

Saat esok hari anda meniatkan diri untuk berlari, maka istirahat cukup di malam hari adalah salah satu kunci. Maksimal pukul 22.00 WIB sudah harus berhenti beraktivitas, berbaring di tempat tidur dan jauhkan diri dari godaan bermedsos dengan gawai.

Saya pernah memiliki misi untuk berlari setiap hari. Selain karena terpacu untuk menjadi yang terbaik di aplikasi lari juga karena ingin fisik semakin bugar. Namun, saya salah membuat strategi. Malam hari saya bermain bulutangkis hingga menjelang tengah malam. Pagi hari saya berlari pukul 05.00 WIB.  Bukan semakin bugar fisik tapi malah yang ada badan pegal dan kepala juga pusing karena kurang tidur di malam hari.

Pilih waktu lari pagi hari

Berdasarkan pengalaman yang saya alami, jalanan di Jakarta sudah mulai ramai pukul 05.30 WIB. Terutama di rute lari saya yaitu jalan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jalan Pasar Minggu, ke arah jalan Pejaten Timur. Dengan jarak tempuh rutin setiap lari yang saya targetkan adalah 5-6 km, maka pukul 04.30 WIB adalah waktu yang cocok untuk memulai aktivitas berlari.

Jarak 5-6 km bisa saya tempuh selama 30-35 menit dengan pace rutin lari di 5 koma sekian. Jika tidak ingin terlalu pagi, start lari pukul 05.00 WIB bisa menjadi opsi. Kondisi jalanan tentu bergantung lokasi anda berlari.

Sebagai tambahan informasi, berlari pada weekend di jalanan Jakarta mungkin menjadi saran yang lebih baik. Karena weekend di pagi hari, tidak terlalu banyak kendaraan bermotor yang melintas. Dan ini sangat tepat bagi anda yang punya misi berlari minimal satu minggu sekali.

Melakukan pemanasan dan pendinginan

Dulu di awal-awal gandrung berlari, saya melakukan pemanasan apa adanya sebelum berlari dan kadang saya mengabaikan pendinginan setelah berlari. Semakin kesini saya sadar 2 aktivitas ini penting bagi kita yang memiliki hobi lari.

Pemanasan dapat meningkatkan performa saat berlari. Tidak ada gerakan baku yang saya lakukan ketika pemanasan. Intinya adalah mekakukan peregangan tangan, kaki dan badan. Anda juga bisa mengacu gerakan drill lari sederhana ketika pemanasan.

Setelah selesai berlari, nafas biasanya terengah-engah. Untuk mengatur kembali nafas dan menambah jumlah oksigen, anda bisa melakukan pendinginan setelah berlari. Pemanasan dan pendinginan dalam lari atau olah raga lainnya adalah upaya untuk menghindarkan diri dari cidera.

Memilih outfit berlari

Secara umum saran untuk outfit berlari baik kaos, celana, dan sepatu adalah yang nyaman saat digunakan berlari. Namun untuk pelari jalanan di Jakarta, outfit dengan warna mencolok lebih disarankan. Hal ini agar pengendara baik motor dan mobil atau pengguna jalan lainnya dapat memberikan perhatian ke pelari yang ada di depan mereka.

Apalagi jika anda berlari di pagi hari sekitar pukul 04.30 WIB. Oufit dengan warna mencolok dapat terlihat jelas di jalanan di waktu pagi dengan suasana yang masih gelap. Ada juga yang menggunakan semacam lampu yang ditempel pada baju atau celana untuk memberikan perhatian pengguna jalan lainnya. Lampu ini bisa digunakan untuk aktivitas lari di malam hari atau pagi hari.

Gunakan lajur kiri jalan

Saya lebih memilih menggunakan lajur kiri saat berlari di jalanan Jakarta. Jika melihat kondisi jalanan sedang padat merayap kendaraan bermotor, terkadang saya berlari di bagian trotoar jalan. Meski begitu, tidak semua trotoar di jalanan Jakarta layak untuk digunakan berlari. Ada yang kondisinya bagus, ada juga yang kondisinya rawan digunakan untuk berlari karena terlalu bergelombang, sempit, dan terkadang ada tiang listrik dan pohon.

Saat musim hujan, berlari konsisten di lajur kiri jalanan Jakarta akan lebih menantang. Sesekali genangan air bisa menghalangi laju lari anda. Selalu waspada dan ambil keputusan yang tepat ketika memilih melewati sebelah kiri atau sebelah kanan genangan air. Ketika memilih melewati sebelah kanan genangan air, pastikan anda menengok sejenak kebelakang untuk melihat kondisi kendaraan yang melaju di belakang anda.

Tidak ugal-ugalan

Menurut saya, jalanan Jakarta adalah milik pengguna jalan termasuk pelari. Namun bukan berarti pelari harus menjadi pengguna yang paling dihormati. Pelari jalanan juga harus menghormati pengguna jalan lainnya. Hal itu dapat ditunjukkan melalui sikap pelari yang tidak ugal-ugalan.

Pelari ugal-ugalan biasanya mengambil jalur lari sesuka hati. Mengambil jalur terlalu ke tengah yang bisa menghalangi pengguna jalan lainnya tentu itu tidak dibenarkan. Saat ingin mendahului kendaraan yang sedang berhenti, pelari bisa melambaikan tangan kanan agar pengguna jalan di belakang bisa memperlambat laju kendaraannya.

Selalu berdoa saat lari

Berlari di jalanan Jakarta selalu penuh risiko. Semua risiko tersebut bisa kita minimalisir jika kita selalu berusaha untuk waspada dan melakukan persiapan dengan matang. Melengkapi upaya yang bersifat ragawi, saya selalu tidak lupa terus memanjatkan doa saat berlari. Itu semua agar Tuhan senantiasa melindungi di tiap langkah lari yang saya pijakan.

Tuhanlah yang melindungi pelari dari pengguna jalan lain yang ugal-ugalan. Tuhan juga melindungi pelari dari insiden cidera yang dapat terjadi. Berdoa membuat saya sebagai pelari menjadi lebih tenang dan dapat menikmati aktivitas berlari di jalanan Jakarta.

Demikian beberapa tips berlari di jalanan Jakarta. Stay save saat berlari di jalan raya. Jika anda tidak mampu berlari dengan pace kencang, larilah dengan pace pelan saja. Jika anda tidak mampu berlari dengan pace pelan, berjalan itu opsi terbaik. Tetap bergerak di tengah gempuran orang-orang yang mager di pagi hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun