Mohon tunggu...
Akhlis Nastainul Firdaus
Akhlis Nastainul Firdaus Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis Mahasiswa

menulis dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Representasi Gender dan Ekologi di Media: Prespektif Ekofeminisme

28 September 2024   13:18 Diperbarui: 28 September 2024   14:06 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar. Sumber (Shutterstock)

Liputan tentang perusahaan besar yang merusak lingkungan atau pejabat politik laki-laki yang membuat keputusan terkait kebijakan lingkungan seringkali tidak memperlihatkan dimensi gender yang terlibat dalam eksploitasi tersebut. Peran laki-laki dalam mendorong eksploitasi alam di berbagai sektor industri seringkali tidak dihadapkan dengan pertanyaan kritis terkait gender dan kekuasaan.

  • Bias Media dalam Krisis Lingkungan:Selain bias gender, representasi media terhadap krisis lingkungan juga sering menekankan solusi teknokratis yang dikendalikan oleh laki-laki. Misalnya, dalam liputan tentang perubahan iklim atau krisis energi, media lebih sering menyoroti peran ilmuwan dan pengusaha laki-laki yang menawarkan solusi teknologi. Pendekatan ini mengabaikan kontribusi perempuan, khususnya dalam advokasi komunitas berbasis kelestarian alam dan solusi berkelanjutan berbasis kearifan lokal.

    Perspektif ekofeminis mengkritisi bias ini dengan menunjukkan bahwa solusi teknologi seringkali tidak menyentuh akar permasalahan ketidakadilan sosial dan ekologi. Perempuan, terutama di negara berkembang, sangat rentan terhadap dampak lingkungan, tetapi mereka juga seringkali memiliki solusi berbasis komunitas yang lebih berkelanjutan. Media jarang menampilkan narasi ini, sehingga memperkuat gagasan bahwa solusi harus datang dari atas, dari pihak yang memiliki kekuasaan, dan hampir selalu dari laki-laki.

  • Ekofeminisme di Media: Harapan dan Tantangan

    Walaupun ada banyak bias dalam representasi gender dan ekologi di media, semakin banyak ruang yang dibuka oleh ekofeminis untuk mengubah narasi ini. Di era digital, perempuan semakin banyak menggunakan media sosial untuk mengadvokasi keadilan ekologi dan gender, serta berbagi pengetahuan lokal dan solusi lingkungan yang seringkali diabaikan oleh media arus utama.

    Jaringan aktivis perempuan di seluruh dunia telah memanfaatkan platform media untuk memperjuangkan isu-isu seperti hak atas tanah, keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim, yang semuanya sangat berdampak pada kehidupan perempuan. Mereka membentuk narasi alternatif yang menantang wacana tradisional tentang eksploitasi alam dan peran perempuan dalam menjaga keseimbangan ekologi.

    Namun, tantangan tetap ada. Media arus utama masih didominasi oleh narasi yang mendorong pandangan yang maskulin terhadap eksploitasi alam dan cenderung mengecilkan peran perempuan dalam krisis lingkungan. Ekofeminisme menghadapi tantangan dalam mendekonstruksi narasi-narasi ini dan memperluas ruang bagi perspektif yang lebih inklusif dan adil, baik dalam isu gender maupun lingkungan.

    Melalui perspektif ekofeminis, kita dapat melihat bagaimana media berperan penting dalam membentuk persepsi masyarakat tentang hubungan antara gender dan ekologi. Representasi perempuan dalam isu lingkungan seringkali bias dan terbatas, sedangkan eksploitasi alam secara dominan diasosiasikan dengan maskulinitas dan teknologi. Tantangan besar bagi media adalah menciptakan narasi yang lebih adil dan inklusif, yang tidak hanya menggambarkan perempuan sebagai korban, tetapi juga sebagai agen perubahan yang kuat dalam menjaga kelestarian alam.

    Untuk mencapai keadilan ekologis dan gender, media harus membuka ruang bagi narasi yang menyoroti peran perempuan dalam gerakan lingkungan dan menciptakan representasi yang lebih holistik tentang hubungan antara manusia, alam, dan kesetaraan.

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun