Perfectionisme yang berlebihan
Meskipun terkadang dikategorikan sebagai kebiasaan buruk, memiliki standar yang tinggi dan menginginkan hasil yang sempurna juga dapat mendorong seseorang untuk memberikan hasil terbaik dalam pekerjaan mereka. Namun berbeda halnya dengan OCD atau Obsessive-Compulsive Disorder (Gangguan Obsesif-Kompulsif). Banyak hal mungkin yang memang harus dilakukan dengan perfect atau sempurna, tetapi jangan sampai mengharuskan semua hal menjadi sempurna dan terobsesi untuk selalu sempurna dalam hal apapun. Orang dengan OCD sering kali mengalami kesulitan dalam mengendalikan obsesi dan kompulsi mereka, dan hal ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. Mereka mungkin merasa terjebak dalam pola pikir dan perilaku yang berulang, dan seringkali menyadari bahwa obsesi dan kompulsi mereka tidak masuk akal, namun mereka tidak mampu menghentikannya. Oleh karena itu mengapa perfectionisme dapat digolongkan sebagai sebagian dari kebiasaan buruk.
Bekerja terlalu keras
Meskipun bekerja terlalu keras dapat mengakibatkan kelelahan dan stres, terkadang kebiasaan ini dapat mempercepat pencapaian tujuan dan mencapai hasil yang luar biasa dalam jangka pendek. Bekerja dengan tekun dan keras dapat membantu seseorang mencapai tujuan yang mereka inginkan. Mereka mungkin dapat menyelesaikan proyek-proyek yang penting, mencapai target yang ditetapkan, atau meraih kesuksesan dalam karier mereka. Selain dalam kesuksesan bekerja terlalu keras sering melibatkan dedikasi dan komitmen untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan. Seseorang yang bekerja keras mungkin mengalami peningkatan dalam hal pengetahuan, keahlian, dan kemampuan profesional mereka. Bekerja keras juga perlu diimbangi dengan istirahat, istirahat juga tidak pasti tentang tidur atau berbaring. Istirahat bisa saja dilakukan dengan mengobrol santai sambil meroko atau minum kopi, bahkan berlibur ke tempat-tempat wisata pun bisa digolongkan sebagai istirahat juga loh.
Mengatur jadwal yang ketat
Mengatur jadwal yang ketat dan menjalankannya dengan disiplin dapat membantu meningkatkan produktivitas. Dengan memiliki rencana yang jelas dan terorganisir, seseorang dapat menghindari pemborosan waktu dan fokus pada tugas-tugas yang penting. Membuat jadwal yang padat tentu saja membuat kita menjadi sangat sibuk dan bisa berimbas stress, namun mengatur jadwal dengan padat juga memiliki sisi positif. Pekerjaan dapat selesai dengan lebih cepat dan waktu istirahat menjadi lebih lama.
Memiliki kebiasaan kerja berulang
Membentuk kebiasaan kerja yang positif dan berulang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Contohnya adalah memulai hari dengan rutinitas yang sama, seperti membaca email, merencanakan tugas, atau bermeditasi sebelum memulai pekerjaan. Namun tidak dipungkiri hal-hal yang dilakukan secara berulang dapat menjadi membosankan. Oleh karena itu kebiasaan mengulang hal yang sama setiap hari dapat menjadi kebiasaan buruk.
Menghindari gangguan
Kebiasaan untuk menghindari gangguan yang tidak perlu, seperti membuka media sosial atau memeriksa ponsel secara berlebihan, dapat membantu mempertahankan fokus dan meningkatkan produktivitas. Hal ini mungkin sedikit menghambat kecepatan dalam mengerjakan sesuatu, namun ada juga orang yang bisa mengerjakan sesuatu meskipun sedikit melirik medsosnya agar tidak terlalu terbebani dengan pekerjaannya tetapi pekerjaannya akan tetap selesai sesuai target. Kebiasaan ini memang buruk namun baik juga untuk mendorong penyelesaian pekerjaan. Mendengarkan musik sambil bekerja juga bisa menambah keefektifan kita.
Kurang tidur
Sementara tidur yang cukup sangat penting bagi kesehatan dan kinerja optimal, dalam beberapa situasi, kebiasaan kurang tidur dapat memberikan keuntungan singkat. Misalnya, seseorang yang sedang menyelesaikan proyek penting atau menghadapi tenggat waktu yang ketat mungkin memilih untuk tidur lebih sedikit agar dapat menyelesaikan tugas tersebut.
Menetapkan prioritas: Mengidentifikasi tugas-tugas yang paling penting dan menyelesaikannya terlebih dahulu dapat membantu meningkatkan produktivitas secara keseluruhan. Ini melibatkan kemampuan untuk mengelola waktu dengan baik dan fokus pada tugas yang memberikan dampak terbesar.
Menunda pekerjaan
Meskipun menunda pekerjaan cenderung dianggap sebagai kebiasaan buruk, beberapa orang merasa lebih produktif ketika mereka merasa tertekan atau dalam situasi deadline yang ketat. Kebiasaan menunda dapat mendorong mereka untuk bekerja dengan cepat dan efisien dalam jangka waktu yang terbatas. Kebiasaan ini mungkin sudah ada sejak bangku sekolah, tugas akan lebih cepat selesai jika sudah sangat dekat dengan deadline.
Meskipun terdapat dampak positif pada kebiasaan-kebiasaan buruk ini dalam konteks tertentu, penting untuk mengingat bahwa penggunaan berlebihan atau tidak seimbang dari kebiasaan-kebiasaan ini dapat mengarah pada konsekuensi negatif yang jauh lebih besar. Sebaiknya, selalu berusaha untuk menemukan keseimbangan dan menjaga kebiasaan yang sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H