Mohon tunggu...
Akhdanthufail irsayadR
Akhdanthufail irsayadR Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030112_UIN Sunan Kalijaga

memancing atau tidak sama sekali!

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Sahur On The Road dengan Klitih di Jogja

7 April 2023   04:57 Diperbarui: 7 April 2023   05:00 2002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumen pribadi

Sahur adalah istilah dalam agama Islam yang merujuk pada waktu makan atau minum sebelum fajar atau sebelum waktu shalat Subuh. Sahur dilakukan oleh umat Islam sebagai bagian dari ibadah puasa yang dilaksanakan selama bulan Ramadan. 

Selain menjadi bagian dari ibadah puasa, sahur juga memiliki nilai kesehatan dan nutrisi yang penting bagi tubuh. Terutama, dalam menjaga tubuh tetap bertenaga selama puasa. 

Konsumsi makanan dan minuman yang tepat saat sahur dapat membantu menjaga keseimbangan gula darah, mencegah dehidrasi, dan mengurangi rasa lapar dan haus selama berpuasa. Beberapa makanan yang sering di konsumsi saat sahur antara lain roti, nasi, telur, sayuran, dan buah-buahan.

Sahur juga menjadi bagian dari tradisi dan kebiasaan yang dilakukan oleh seluruh umat muslim selama bulan Ramadan. Banyak keluarga atau komunitas yang mengadakan acara sahur bersama, baik di rumah maupun di tempat-tempat tertentu seperti masjid atau lapangan. Acara sahur bersama ini biasanya diisi dengan berbagai kegiatan seperti membaca Al-Quran, berdoa, atau saling bersilaturahmi.

Sahur juga dapat menjadi momen untuk meningkatkan kebersamaan dan keakraban antara anggota keluarga atau komunitas, serta untuk saling berbagi dan memberikan sedekah kepada yang membutuhkan. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai sosial dan keagamaan yang dianut oleh umat Islam selama bulan Ramadan.

Di indonesia, terdapat dua tradisi sahur yang cukup populer dan unik khususnya dijogja. Tradisi tersebut biasanya di sebut "sahur on the road" dan "Klitih"

Apaitu sahur on the road ?

Sahur on the road adalah tradisi makan sahur bersama yang dilakukan di tempat umum, seperti jalan raya, lapangan, atau masjid, pada bulan Ramadan. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat yang ingin merayakan bulan Ramadan dengan cara yang berbeda dan lebih bersama-sama. Sahur on the road telah menjadi salah satu tradisi unik yang hanya ditemukan di Indonesia.

Sahur on the road memiliki nilai sosial yang penting bagi masyarakat Indonesia. Kegiatan ini memungkinkan orang-orang dari berbagai latar belakang untuk berkumpul dan berinteraksi, tanpa memandang status sosial atau agama. Selain itu, sahur on the road juga menjadi momen yang dinanti-nanti oleh masyarakat, karena selain bisa beribadah, mereka juga bisa bertemu dengan teman-teman lama atau bahkan menambah teman baru. 

Apa itu "Klitih"?

Klitih adalah istilah dalam bahasa Jawa yang sering digunakan di Jogja untuk menggambarkan suasana malam saat bulan Ramadan. Makna dari klitih adalah kegiatan mengumpulkan orang untuk bersama-sama menikmati hidangan sahur di malam hari atau makan bersama setelah berbuka puasa di malam hari.

Selain itu, klitih juga mengandung makna kebersamaan dan solidaritas antara sesama umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa. Kegiatan klitih seringkali dilakukan oleh kelompok masyarakat atau warga yang tinggal di sekitar lingkungan tertentu, seperti di lingkungan perkampungan atau di sekitar masjid.

Klitih dapat dijadikan momen untuk meningkatkan keakraban dan tali silaturahmi antarwarga atau antarsesama umat Islam. Dalam pelaksanaannya, klitih biasanya diawali dengan kegiatan bermusyawarah atau bertukar pikiran mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Setelah itu, warga atau kelompok masyarakat bersama-sama menyiapkan hidangan sahur atau makan bersama, dan kemudian makan bersama-sama pada malam hari.

Kegiatan klitih menjadi bagian penting dari tradisi bulan Ramadan di Jogja dan masyarakat Jogja sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas dalam menjalankan ibadah puasa.

sumber: dokumen pribadi
sumber: dokumen pribadi

Kami melakukan wawancara terhadap salah satu satu mahasiswa bernama Miko yang sering melakukan kegiatan "sahur on the road" dan "Klitih". Ia mengatakan "saya mengikuti kegiatan tradisi ini cukup menyenangkan karena saya bisa bertemu dengan teman-teman lama dan juga menambah teman baru. Selain itu, kegiatan sahur on the road dan klitih ini juga memberikan rasa kebersamaan dan solidaritas dengan sesama umat Islam,"ucapnya.

Selain itu Miko juga mengatakan semenjak melakukan kegiatan sahur on the road dan klitih ini ia merasa lebih mudah bersosialisasi kepada sesama masyarakat khususnya yang beragama islam yang sedang melakukan kegiatan yang sama dan ditempat yang sama.

"saya merasa jiwa sosial saya menjadi terbuka karena kegiatan yang saya lakukan ini, bercanda dan membicarakan hal-hal seru dengan masyarakat sekitar tepatnya mereka yang beragama muslim seperti saya,"ucap Miko lagi.

Miko juga menjelaskan suasana yang tercipta saat kegiatan "sahur on the road" dan "klitih" ini sangat meriah dan penuh semangat, terutama ketika menyanyikan lagu-lagu bertema ramadhan bersama-sama.

"Kegiatan sahur on the road dan klitih ini sangat seru dan berkesan menurut saya, apalagi saat temen-temen dan masyarakat mengajak saya bernyanyi bersama-sama setelah sahur, sembari menunggu waktu adzan subuh. Saya merasa senang dengan suasana di kegitan sahur on the road dan klitih ini," tutup Miko.

Dalam kesimpulannya, sahur dan klitih merupakan bagian penting dalam budaya masyarakat Jogja, terutama dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Sahur menjadi kegiatan yang mendukung keberhasilan dalam menjalankan puasa, sementara klitih menjadi simbol dalam menjaga nilai-nilai kebersamaan dan toleransi antarumat beragama.

Kedua kegiatan ini juga memiliki dampak positif dalam mempererat tali silaturahmi antarwarga, baik sesama umat Islam maupun dengan warga dari agama dan kepercayaan lainnya. Namun, dalam pelaksanaannya, perlu diperhatikan keselamatan juga selama diluar. Karena banyak kejadian yang sempat menggemparkan media dan membuat konotasi "klitih" menjadi buruk.

Mari kita tetap menjalankan tradisi sahur dan klitih dengan bijak dan aman, serta memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan toleransi dalam masyarakat Jogja. Dengan begitu, kegiatan ini akan terus menjadi bagian penting dari budaya dan tradisi masyarakat Jogja yang patut kita lestarikan dan jaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun