Proses pendidikan Islam mengarahkan manusia untuk menjadi pemilik peradaban dan kualitas hidup yang mulia, yakni seuai prinsip Al Qur'an dan Hadits. Bila dilihat dari tujuan pendidikan yakni memanusiakan manusia secara adil dan beradab. Maka pendidikan islam memiliki tujuan keberadaban dalam menyempurnakan hakikat manusia untuk tidakmelepaskan campur tangan Allah Swt dalam setiap aktivitas yang dilakukan selama dimuka bumi ini Artinyapendidikan Islam mengarahkan tata cara dalam menyikapi kehidupan yang ada dengan penekanan pentingnya memilkikiperadaban yang berdasarkan dengan tuntunan yang telah dijelaskan Allah Swt dalam Al Qur'an yang harus dipraktikan dengan baik dalam setiap lini kehidupan yang ada, baik pada ruang lingkup yang kecil maupun besar.
     Pendidikan Islam jangan dipandang hanya berorientasi pada hal-hal umum keagamaan
semata seperti aspek rukun Islam dan rukum iman saja, melainkan pendidikan Islam terdapat pada
ruang lingkup yang lebih luas dalam kehidupan yang dapat membentuk suatu peradaban yang
humanis dimana keterkaitan antara keduniawian dan keakhiratan berpadu satu sama lain sehinga
nilai-nilai ketuhanan membentuk suatu predikat yang dapat terintegrasikan pada berbagai aspek
kehidupan.
Akhlak tasawuf merupakan perilaku yang mendepankan nila-nilai tasawuf dalam membentuk kepriabdian yang bersikap ihsan dan ihsan merupakan tingkatan tertinggi setelah iman dan islam. Menurut akhlak tasawuf dapat dijadikan pengawal dan pemandu perjalan hidup manusia agar terselamatkan baik di dunia dan akhirat Akhlak tasawuf dalam proses pendidikan islam merupakan komponen yang mengedepankan riyadhoh dan mujahadah untuk dapat mencapai tingkatan ma'rifat dengan upaya pembersihan qolb dalam diri sehingga cahaya Allah Swt dapat masuk kedalam hati manusia. Internalisasi-internalisasi nilai-nilai tasawuf untuk menciptakan sikap ihsan perlu dilakukan dalam pendidikan Islam. Internalisasi nilai tasawuf mendekatkan diri kepada cahaya Allah swt. Tasawuf membentuk ahlak mulia dan implementasi akhlak mulia pada keseharian.
Kesimpulan
Pembelajaran akhlak tasawuf merupakan proses yang kompleks dan membutuhkan pendekatan yang komprehensif. Dengan menerapkan model pembelajaran yang efektif dan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang berakhlak mulia dan memiliki karakter yang kuat. Kajian tasawuf dalam pendekatan agama Islam menjadi salah satu bagian kecerdasan yang penting dimiliki oleh manusia melalui pendekatan sufistik sebagai langkah dalam melakukan pengembangan pembelajaran pendidikan agama Islam. Pendekatan sufistik dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dapat dilakukan melalui riyadlah (latihan-latihan jiwa) secara bertahap dengan memperhatikan keadaan peserta didik. Proses riyadlah dapat dilakukan dengan cara melaksanakan beberapa materi dalam pembelajaran sufistik, yang mencakup tasawuf akhlaqi, tasawuf amali, dan tasawuf falsafi. Pendidikan Islam mendefinisikan ajaran akhlak tasawuf sebagai suatu komponen dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia Sikap ihsan terlahir dari pengamalan akhlak tasawuf. Oleh karenanya sikap ihsan perlu diinternaliasikan dalam proses pendidikan Islam. Intenalisasi nilai ihsan sebagai komponen proses pendidikan Islam perlu dilakukan. Sikap ihsan merupakan sikap yang tinggi dalam tahapan meraih kedekatan dan cinta kepada Allah Swt. Proses tasawuf yang melahirkan sikap ihsan dikarenakan ajaran tasawuf yang berdimensi spritualitas dengan penerapan yang rutin dan mendalam. Manusia sebagai mahluk Tuhan selayaknya dapat menyeimbangkan kehidupan sesuai prinsip tasawuf sebagai
kesimbangan hidup yang berorientasi menggapai mahabbah kepada Allah Swt. Pendidikan Islam mendefinisikan ajaran akhlak tasawuf sebagai suatu komponen dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia.