Kiga dan Rasta: Tentang Hilangnya Sebuah Arah
Rasta, seorang mahasiswa yang bisa dibilang sebagai mahasiswa "kupu-kupu" atau lebih jelasnya mahasiswa yang kerjaanya cuma kuliah-pulang. Mahasiswa "kupu-kupu" biasanya hanya fokus pada mata kuliah yang dirinya pelajari, mereka tidak tergabung dalam organisasi maupun kegiatan kampus lainnya. Mahasiswa "kupu-kupu" masuk ketika perkuliahan dimulai dan langsung pulang ketika perkuliahan berakhir.
   "Ga, si Ponda juara lomba essai lagi nih, di media sosialnya aku lihat, keren juga ya" ucap Rasta kepada Kiga
   "Ya dia emang udah dewanya deh kalau urusan essai ilmiah, inovasinya engga habis-habis" jawab Kiga
   "Aku sih kuliah bukan mau hustle culture. Lagian fokus dimata kuliah yang ku ambil, juga sudah membuat ku pusing" keluh Rasta
   "Hahaha Ta. kamu harus bedakan hustle culture atau kamunya yang terlalu malas untuk melakukan sesuatu. Mahasiswa cuma kuliah-pulang engga seru. Udah ah kamu stop mengeluh dahulu, aku lagi buat surat undangan untuk organisasi" jawab Kiga
Rasta memikirkan jawaban terakhir Kiga kepadanya, tapi Rasta menyangkalnya. Baginya hidup cukup mengikuti arus, karena Tuhan sudah menetapkan takdir setiap manusia, jadi untuk apa dia memiliki target yang besar sampai harus memaksakan otaknya bekerja terlalu keras.
   "Ga, mau kemana? kantin yuk" ajak Rasta begitu kelas usai
   "Aku ada rapat Ta, sekarang di ruangan organisasi ku" tolak Kiga
   "Ayo dong, sekali-kali tidak usah ikut rapat, aku bosan banget mau kemana pulang ngampus" keluh Rasta
   "Kan sudah aku bilang, kamu tuh ikut organisasi, lihat aku sibuk kan? hahaha. Lagipula nilai dan target wisuda cepat mu tidak akan terganggu" jawab Kiga
Rasta pergi ke kantin sendiri, dirinya sebenarnya memiliki banyak teman. Namun, banyak dari teman Rasta yang mengikuti organisasi dan segala kepanitian, bagi Rasta hal tersebut hanya memusingkan kepala.
Sudah tiga setengah tahun Rasta di kampus, tidak pernah dirinya ambil bagian dari organisasi atau kepanitian apapun. Namun, hari ini topi toga Rasta sudah dipindahkan oleh sang rektor ke sebalah kanan, dengan gelar cumlaude dan lulusan tercepat, hari itu Rasta bahagia sekali.
   "Ta, selamat ya! bangga banget semoga cepat dapat kerja hahaha" jawab Kiga
   "Kamu kapan Ga?" tanya Rasta mengenai kelulusan Kiga
   "Aduh mudah lah itu, ini aku lagi mau mengadakan lomba tingkat nasional loh di organisasi ku" jawab Kiga
   "Mudah dari mana? judul proposal kamu saja belum disetujui dosen pembimbing" jawab Rasta
Dari Jawaban Rasta, lantas Kiga berpikir sebenarnya apa tujuan dirinya kuliah, mana target kuliah yang dirinya sudah lakukan sejak masuk kuliah, di mana dirinya menyimpan file penelitiannya. Kiga berpikir siapa yang sebenarnya telah kehilangan arah di kampus, kapan namanya disebutkan di auditorium kelulusan itu, semuanya kalut. Kiga kehilangan arah, Kiga pun sampai terlupakan bahwa dirinyalah tokoh utama cerita ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H