Mohon tunggu...
Akbil Fikran
Akbil Fikran Mohon Tunggu... Mahasiswa - TEKNIK KIMIA UPNJATIM

KKN BINA DESA 2022 GALENG DOWO

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mengubah Limbah Biji dan Kulit Salak Menjadi Produk Ekonomis Bernilai Tinggi

22 Mei 2022   14:15 Diperbarui: 23 Mei 2022   10:15 1575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pengambilan salak di  kebun warga (dokpri_

JOMBANG –Desa Galengdowo, Kecamatan Wonosalam diketahui sebagai salah satu daerah penghasil salak yang memiliki kualitas menjanjikan. Pengolahan perkebunan buah salak merupakan pekerjaan sampingan masyarakat setempat. 

Sebagian besar lahan kosong akan dimanfaatkan sebagai lahan salak maupun durian. Hal ini membuat buah salak menjadi Salah satu komoditas unggulan desa Galengdowo.

Beberapa masyarakat sekitar memanfaatkan salak menjadi makanan ringan seperti keripik salak. Namun, hasil samping dari pengolahan berupa biji dan kulit salak kurang bahkan tidak dimanfaatkan. Maka dari itu perlu dilakukan pengolahan lanjutan sebagai pemanfaatan limbah. 

Setelah dilakukan pengkajian, mahasiswa KKN Bina Desa dari teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur membuat program kerja mengenai pembuatan kopi dari biji salak dan teh dari kulit salak.

Dalam bahasa inggris salak memiliki nama snake fruit dan bernama ilmiah salacca zalacca. Biji dan kulit salak yang biasa kita buang setelah makan dagingnya ternyata memiliki khasiat yang tinggi bagi kesehatan tubuh manusia. 

Berdasarkan literatur yang telah dibaca, Kandungan yang terdapat dalam kopi biji salak yaitu kapasitas antioksidan 436,91 mg/L dan IC50% 9,37 mg/mL, kafein 0,207 %, lemak 2,95%, karbohidrat 80,98 %, kadar air 6,24%; kadar abu 3,49%; dan protein 6,34%. 

Antioksidan yang terdapat dalam kopi biji salak salah satunya adalah polifenol yang positif dengan FeCl3 dan Folin-Ciocalteu dengan kadar 979,31 ppm, sehingga berpotensi sebagai produk pangan dan kesehatan yaitu antikanker. 

Untuk kulit salak, ditemukan beberapa kandungan bermanfaat, di antaranya karbohidrat, kalori, fosfor, kalsium, vitamin B, air, serta zat besi. Dengan mengonsumsi teh ini maka kita sudah memperoleh berbagai mineral yang diperlukan tubuh.

Pengolahan produk kopi dan teh dari limbah salak ini memiliki proses yang mudah dan dapat dilakukan pada skala rumahan.Proses pembuatan kopi dan teh diawali dengan mencuci biji dan kulit salak yang telah dikumpulkan. 

Setelah itu, dilakukan pengecilan ukuran menggunakan pisau dan gunting yang selanjutnya di oven selama 30 menit untuk menghilangkan kadar air. 

Biji salak yang telah kering disangrai agar aroma dan juga citarasa kopi keluar. Tahap akhir pada pembuatan kopi adalah proses penggilingan biji menjadi bubuk kopi. Untuk pembuatan teh, kulit salak yang telah di oven  akan dilakukan penggilingan hingga menjadi bubuk menggunakan alat blender.

whatsapp-image-2022-05-22-at-14-36-39-1-628afbe51ee922301d45fd42.jpeg
whatsapp-image-2022-05-22-at-14-36-39-1-628afbe51ee922301d45fd42.jpeg
xxx-6284d4c83623ae6f8b511f62.png
xxx-6284d4c83623ae6f8b511f62.png

Produk kopi yang telah jadi diberi nama Zalacoffe dan untuk produk teh diberi nama Zalatea. Produk olahan ini Kemudian dimasukkan ke dalam kemasan dengan logo yang telah di desain sendiri. 

Kami berharap dengan adanya olahan ekonomis ini dapat menjadi nilai tambah bagi desa wisata Galengdowo. Disis lain, program kerja yang telah dilakukan  dapat meningkatkan perekonomian desa.

Produk yang telah dikemas
Produk yang telah dikemas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun