Kalau kita menghadapi murid-murid yang tidak bisa diatur, butuh waktu untuk paham, terlalu kreatif, syukuri saja. Itu cara Allah mendidik dan mengajari kita agar kita bisa terus belajar bagaimana mengajar dan menghadapi anak-anak di kelas. Dengan bersyukur, kita belajar. Dengan belajar kita berkembang.
Akhirnya, syukur itulah yang membuat kita setiap hari bertambah ilmu, berkembang dari waktu ke waktu. Syukuri apa yang ada di depan kita.
Selanjutnya, bahagia itu, tidak pernah menyesali apa yang sudah terjadi. Semua sudah benar adanya. Apa yang terjadi sekarang ini sudah ada dalam ketentuan Allah.
Berandai-andai, itulah yang membuat kita tidak bahagia. Tidak boleh menyesali apa yang sudah terjadi. Percaya penuh bahwa yang terjadi sekarang sudah diizinkan Allah untuk terjadi. Kita hanya menjalani waktu, menjalani kehidupan.
Jangan menyesal kita sekarang ini menjadi guru. Mungkin, bisa jadi, menjadi guru bukan impian yang dulu kita cita-citakan. Tetapi yakinlah, menjadi guru adalah jalan yang sudah Allah tentukan untuk kita bagaimana bermanfaat buat orang lain.
Hal lain dari bahagia, adalah menjalani kehidupan saat ini dengan penuh kesungguhan. Tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi, lalu jalankan dengan penuh kesungguhan. Kesungguhan dan kerja keras inilah yang membuat kita bahagia, bahwa kita sudah mengerahkan seluruh tenaga dan upaya kita sekarang.
Jangan sampai kita menyesal karena kita menjalani hidup dengan seadanya, tanpa perjuangan. Hidup mesti berjuang agar kita bisa menghasilkan yang terbaik.
Dan terakhir, bahagia itu, kalau kita tidak terlalu khawatir dengan masa depan. Kekhawatiran, ketakutan adalah sumber ketidakbahagiaan. Percaya saja bahwa Allah sudah mengatur yang terbaik, pasti akan memberi yang terbaik. Kalau sekarang belum baik, pasti belum berakhir.
Yang penting kita jalankan tugas dan kewajiban kita untuk berusaha yang terbaik sekarang ini. Hasilnya serahkan kepada Allah.
Kalau sudah demikian, kita akan menjadi lebih tenang, hidup akan bahagia dari waktu ke waktu.
Mengajar itu memang membahagiakan.