Sering kali ia menyampaikan ide-ide tersebut dalam berbagai kesempatan, terutama dalam rapat-rapat resmi di sekolah. Tetapi Rita harus berhadapan dengan Kepala Sekolah yang otoriter, yang selalu memaksakan ide-idenya untuk bisa dilaksanakan di sekolah tersebut.Â
Selain itu, Kepala Sekolah juga sering tidak mau mendengarkan dan menerima berbagai masukan dari guru-guru dan staf sekolah lainnya, karena dalam pandangannya idenyalah yang paling benar. Dengan pengalaman dan latar belakang pendidikan yang dimilikinya, Kepala Sekolah tersebut merasa mempunyai wawasan dan keterampilan paling luas sehingga ide-ide dari dirinyalah yang mesti dijalankan.
Karena tidak pernah didengar, Rita merasa sia-sia dalam memperjuangkan ide-ide dan pemikirannya untuk kemajuan sekolah. Oleh Karena itu, lambat laun Rita memilih untuk bersikap diam, dan tidak lagi berhasrat untuk memajukan sekolah. Akhirnya pemikiran dan ide-ide kreatifnya hanya terpendam dalam pikirannya sendiri.
Situasi lain lagi dikemukakan oleh, sebut saja Andi. Guru muda yang pintar dengan segala inovasi yang dibawanya ini cepat melejit karirnya, hingga mendahului guru-guru senior yang lebih dulu bekerja di sekolahnya. Bisa ditebak, bahwa guru-guru senior tersebut kemudian menjadi iri akan karir Andi yang begitu cepat naik.Â
Lambat laun iri hati ini ditampakkan dalam bentuk sikap memusuhi, juga berusaha sekuat tenaga untuk tidak mendukung, atau bila perlu menjegal ide-ide kreatifnya. Akibatnya, iklim kerja di sekolah tersebut menjadi keruh dengan sikap saling curiga antara satu guru dengan guru lainnya.
Jika dituliskan satu-persatu, permasalahan guru-guru di sekolah seperti di atas mungkin tidak ada habisnya. Selalu saja ada permasalahan di setiap sekolah atau lembaga pendidikan dengan kejadian dan kondisi yang berbeda-beda. Dan jika kita sikapi persoalan itu sebagai suatu masalah besar, maka hal itu akan menjadi masalah yang besar. Karena itu, setiap masalah tergantung bagaimana cara kita menyikapinya.
Kalau kita fokus pada masalahnya, tidak akan pernah ada habisnya. Maka fokuslah pada solusi apa yang kita bisa lakukan untuk menjadi jalan keluar dari masalah tersebut. Fokus pada solusi akan menjadikan hidup kita menjadi lebih positif. Kita dituntut lebih kreatif dalam menghadapi setiap masalah.
B. MENDORONG DIRI UNTUK SELALU BERPIKIR POSITIF
Beberapa hal di bawah ini bisa mendorong kita untuk selalu berpikir positif:
Pertama, pahami bahwa di setiap sekolah tempat kita mengajar selalu ada kekurangan dan kelebihan. Tidak ada satu sekolahpun yang sempurna sesuai dengan apa yang kita kehendaki. Mungkin di sisi ini ada kelebihan, sementara di sisi lain terdapat kekurangan.
Saya contohkan, sekolah A memberikan honorarium yang memadai untuk kehidupan sehari-hari, namun demikian mengajar di sekolah A membutuhkan kerja keras yang sangat maksimal. Harus datang setengah jam sebelum pelajaran dimulai, harus datang setiap hari dan pulang jam 4 sore layaknya jam kerja di kantor-kantor, dan sebagainya.