Agar skripsi bisa selesai, kita perlu dorongan niat dan motivasi yang kuat. Tanpa adanya niat yang kuat, akan sulit kita bisa menyelesaikan skripsi tepat waktu. Menulis skripsi itu gampang-gampang susah. Kendalanya lumayan banyak, tetapi sebenarnya tidak “berat-berat amat”. Kalau kita kerjakan, akan selesai juga. Nah, niat dan tekad yang kuat akan sangat membantu dalam menyelesaikan skripsi dengan segera. Renungkan, dan pikirkan mengapa skripsimu mesti segera selesai.
Dorongan dari Dalam (Internal)
Banyak dorongan dalam dirimu yang bisa menjadi alasan mengapa skripsimu mesti segera selesai. Beberapa di antaranya adalah:
Pertama, skripsi bisa selesai dengan segera pasti menjadi salah satu targetmu. Karena itulah, inilah saatnya bekerja keras untuk menunjukkan kepada dirimu bahwa engkau bisa mencapai target asal mau bekerja keras. Mungkin selama ini kita membiarkan hidup kita mengalir apa adanya. Untuk skripsi, fokuskan seluruh energimu untuk mencapai target ini. Tunjukkan dirimu bisa, kalau serius dan sungguh-sungguh.
Kedua, menyelesaikan skripsi adalah kepuasan puncak sebagai mahasiswa. Tujuan kita kan menjadi sarjana. Tidak mungkin bisa menjadi sarjana tanpa menyelesaikan skripsi. Karena itulah, demi secara sah dan lengkap menjadi sarjana, skripsi harus segera kita selesaikan. Sulit? Pasti. Tapi bisa dikerjakan dengan kesungguhan dan kerja keras.
Ada banyak godaan untuk menunda, misalnya sudah enak menjadi mahasiswa, nanti kalau sudah selesai, pasti dituntut bekerja dan menghasilkan uang. Pikiran itu buang jauh-jauh. Tugas kita memang setelah ini adalah berkiprah di masyarakat, bekerja, menghasilkan uang, dan berkeluarga. Tanggung jawab itu kita hadapi dan selesaikan, jangan menghindar. Kalau selamanya kita menghindar dari tanggung jawab, mau sampai kapan? Kita mau jadi mahasiswa seterusnya? Apa kata dunia? Apa kata orang tua kita?
Ketiga, kita segera menyelesaikan skripsi agar bisa melangkah pada target berikutnya. Menjadi mahasiswa abadi? No way. Sudah bukan zamannya lagi menjadi mahasiswa abadi, biarlah itu menjadi “julukan” bagi kakak-kakak kita yang lama menyelesaikan skripsinya. Kita adalah generasi yang berbeda, yang punya target-target ketat untuk langkah berikutnya.
Menjadi mahasiswa itu bukan perjalanan akhir hidup kita. Menjadi mahasiswa adalah salah satu fase yang harus kita lewati sebelum melewati fase berikutnya; terjun ke masyarakat. Menjadi mahasiswa adalah fase persiapan apakah kita nantinya bekerja di perusahaan ataupun berwirausaha mendirikan bisnis sendiri. Semuanya adalah pilihan, dan pilihan itu tidak bisa kita lakukan kalau kita masih menyandang status sebagai mahasiswa.
Hidup ini seperti perjalanan panjang, dan kita telah menjalani berbagai fase satu per satu. Kita sudah melewati masa kanak-kanak, sekolah TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Satu fase lagi mesti kita lewati. Hidup harus terus berjalan, jangan sampai kita tertahan di satu fase yang sangat penting dalam perjalanan hidup kita ini.
Cobalah berpikir lebih jernih, bukankah lebih mudah melakukan segala sesuatunya kalau skripsi sudah selesai. Saat kita ingin melamar kerja, tentu akan terganggu kalau skripsi belum selesai. Selesaikan skripsi, baru kerja. Semuanya kita fokuskan dan selesaikan satu persatu, sehingga hasilnya akan lebih baik.
Kalau mau mulai usaha juga sama. Akan jauh lebih mudah bagi kita berkonsentrasi jika skripsi sudah selesai. Pikiran kita tidak terpecah memikirkan banyak hal. Satu per satu kita selesaikan dengan baik sehingga hasilnya memuaskan.
Dorongan dari Luar (Eksternal)
Selain motivasi dari dalam diri sendiri, kita menulis skripsi biasanya juga terdorong oleh banyak faktor di sekeliling kita. Jadikan semuanya sebagai faktor yang memotivasi kita agar segera menyelesaikan skripsi.
Faktor pendorong utama menyelesaikan skripsi adalah wujud bakti kepada orang tua. Selama ini, orang tua begitu sayang kepada kita, mendidik mulai dari kecil hingga dewasa. Sekaranglah saatnya menunjukkan bakti kepada orang tua dengan segera menyelesaikan skripsi, yang artinya juga menyelesaikan studi sarjana. Orang tua pasti akan sangat bangga jika kita mampu menjadi sarjana.
Bayangkan wajah gembira mereka saat menyaksikan kita dipanggil untuk dipakaikan toga oleh rektor. Bayangkan mereka meneteskan air mata bahagia saat kita berfoto dengan mereka memakai baju sarjana dengan toga dan ijazah di tangan. Itulah tugas kita, membahagiakan kedua orang tua yang selama ini telah bersusah payah mendidik dan membiayai pendidikan kita.
Faktor pendorong lain menyelesaikan skripsi adalah menyenangkan orang-orang yang kita sayangi. Calon mertua dan calon pasangan adalah salah satunya. Mereka tentu mengharapkan kita bisa segera selesai agar bisa segera pula melangsungkan tahap berikutnya dari sebuah hubungan; menikah. Biasanya, menikah itu menunggu kita lulus, walaupun ada juga yang sudah menikah sebelum menjadi sarjana. Tentu saja kebahagiaan itu akan semakin lengkap kalau kita bisa menikah dan sudah menyandang gelar sarjana.
Saudara-saudara, terutama adik kita juga akan senang kalau kita segera bisa menjadi sarjana. Di samping menjadi motivasi buat mereka agar segera mengikuti jejak kakaknya, juga mereka lebih tenang karena kakaknya setelah ini tidak lagi meminta uang dari orang tua sehingga bergantian untuk biaya mereka kuliah. Bahkan, kalau sudah bekerja, kakaknya tentu bisa menambah uang saku mereka.
Faktor lain yang mendorong segera menyelesaikan skripsi adalah agar kita tidak lagi membayar uang semester. Setiap tahun kita membayar uang semester, bahkan saat kita sudah tidak lagi masuk kuliah dan menyisakan skripsi juga masih membayar uang semester. Tekadkan untuk selesai agar kita tidak lagi membayar uang semester. Katakan STOP untuk membayar semester, dan segera selesaikan skripsi yang tertunda.
Tuntutan lain yang bisa menjadi motivasi menyelesaikan skripsi dengan segera adalah agar kita mampu bersaing dengan para pencari kerja yang lain. Salah satu persyaratan kerja adalah mencantumkan ijazah terakhir. Kalau kita belum sarjana, maka ijazah terakhir kita adalah SMA, yang berarti level kita di bawah para pencari kerja yang sarjana. Kalau itu terjadi, kita akan kesulitan bersaing dengan yang lain.
Di era kompetisi yang keras ini, pengakuan dalam bentuk apapun, apalagi ijazah sarjana, akan sangat berguna. Apalagi kalau ijazah kita dari perguruan tinggi yang cukup diperhitungkan, maka akan menjadi nilai tambah yang membantu keunggulan bersaing kita.
Masih belum termotivasi juga untuk segera menyelesaikan skripsi? Sungguh terlalu!
Salam Man Jadda Wajada,
AKBAR ZAINUDIN
Pembimbing Skripsi, Penulis buku “Man Jadda Wajada”
Ngobrol di Twitter @akbarzainudin
Web: www.manjaddawajada.biz
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H