Pemerintah harus hadir mengatur pemberlakuan syariat (norma hukum) agama yang terkait dengan penegakkan nilai-nilai universal, yang kebenarannya diakui semua agama, kemudian pemerintah boleh mengatur operasionalnya tidak substansi ritualnya seperti pemberlakuan syariat agama yang kebenarannya yang diakui oleh satu agama yang bersifat massal dengan ketertiban umum, dan yang terakhir pemerintah tidak boleh mengatur atau mewajibkan syariat agama yang sifatnya khilaf dan bahkan diperdebatkan kekhilafannya di salah satu agama atau aliran-aliran yang didalam agama tersebut.
Moderasi Beragama memiliki peran aktif dalam tema keberagaman Muslim Indonesia, terutama pada isu untuk menyikapi Tradisi Tahlilan dan kontroversi penutupan jalan didalam Tradisi Tahlilan tersebut. Konsep pada Moderasi Beragama mengingatkan atau bahkan menekankan kepada kita sebagai Muslim Indonesia akan pentingnya menjaga sebuah keseimbangan menengahi keberagaman dan toleransi dalam praktik agama islam, sehingga kita sebagai pemeluknya mendaptkan sebuah landasan yang kuat dalam menghadapi isu perbedaan pendapat didalam Tradisi Keagamaan yang saat ini disebutkan adalah Tradisi Tahlilan.Â
Dalam hal ini yaitu keberagaman Muslim Indonesia, moderasi beragama memberikan pengajaran terhadap umat Islam untuk mengargai dan memahami akan keragaman didalam praktik keagamaan. Moderasi Beragama dapat membantu untuk menyelesaikan segala macam permasalahan yang ada didalam praktik keagamaan dengan sikap yang moderat, penuh pengertian, dan bijaksana.Â
Dengan adanya moderasi beragama, umat islam serta berbagai macam aliran bisa menjaga silaturahmi dan keharmonisannya untuk menghindari sebuah konflik yang kemungkinan konflik tersebut muncul akibat perbedaan dari praktik keagamaan.
Moderasi beragama juga bisa menjadi pedoman bagi masyarakat untuk menghindari konflik penutupan jalan untuk Tradisi Tahlilan. Ketika masyarakat Muslim Indonesia bersikap moderat, Masyarakat bisa mencari jalan keluar atau solusi untuk menangani perbedaan pendapat akan masalah ini.Â
Percakapan yang berisi, tinggi rasa hormat, dan kemudian memiliki asas moderasi beragama dapat membantu masyarakat Muslim Indonesia mencapai sebuah kesepakatan yang mana kesepakatan tersebut dinilai dari semua pihak yang terlibat.Â
Dengan demikian, Moderasi beragama dapat menjadi pilar yang kokoh untuk menjaga sebuah keberagaman Muslim Indonesia, termasuk dalam menyikapi Tradisi Tahlilan dan kontroversi penutupan jalan didalam Tradisi Tahlilan tersebut.Â
Dengan mengangkat nilai moderasi beragama, Masyarakat dapat tentram, aman, damai, sejahtera, dalam menjalankan praktik keagamaan dan kemudian bisa saling menghormati antar perbedaan yang ada di berbagai macam aliran, serta menciptakan lingkungan yang inklusif dan damai bagi seluruh masyarakat khususnya masyarakat Muslim Indonesia. Moderasi adalah proses, toleransi adalah hasilnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H