Nadlira Maulida Ainurrahmah, Rana Afifah Farhah, Akbar Maulana, dan Hamidatul Laili.
Dr. Ir. Diah Krisnatuti M.S. Dr. Yuliana Eva Riany S.P., M.Ed. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen. FEMA IPB University.
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan manusia dan sosial. Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi individu untuk memenuhi kebutuhan dasar, mengembangkan potensi, dan berinteraksi dengan lingkungan. Keluarga juga merupakan sumber daya manusia yang berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan.Â
Salah satu tantangan yang dihadapi keluarga di era globalisasi adalah perubahan pola kerja dan peran anggota keluarga. Perubahan ini dapat mempengaruhi keseimbangan pekerjaan-keluarga serta kesejahteraan keluarga seperti contoh keluarga yang memilih untuk tinggal di bantaran sungai
Pemukiman di Bantaran Sungai merupakan masalah yang sangat serius untuk diselesaikan secara lebih seksama mengingat keberadaannya telah menjadi suatu dilema tersendiri. Satu sisi keberadaan permukiman ini berakar pada motif sosial, ekonomi, dan budaya sehingga mendorong manusia yang berada di tepi sungai tersebut untuk memanfaatkan sebesar-besarnya potensi yang ada di Bantaran Sungai tersebut.Â
Pada sisi lain wilayah tepi sungai merupakan suatu kawasan yang perlu mendapat perlindungan dari berbagai faktor yang dapat merusak ekosistemnya. Disisi lain, perkembangan kebutuhan pemukiman akan diikuti dengan peningkatan kebutuhan lahan juga fenomena bencana yang tak terduga seperti banjir, polusi air, dan akses terbatas terhadap sumber daya merupakan beberapa tantangan bagi keluarga yang memilih tempat tinggal di bantaran sungai. Maka dari itu manajemen sumber daya keluarga menjadi kunci dalam menjaga kesejahteraan dan keberlangsungan hidup.Â
Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya manajemen sumber daya manusia dan kesejahteraan keluarga yang baik. Manajemen sumber daya manusia adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sumber daya manusia dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.Â
Manajemen sumber daya manusia dapat diterapkan dalam konteks keluarga sebagai organisasi terkecil dalam masyarakat. Manajemen sumber daya manusia dalam keluarga mencakup aspek-aspek seperti komunikasi, penetapan tugas, pengelolaan waktu, pengelolaan keuangan, pengambilan keputusan, penyelesaian konflik, dan penilaian kinerja.Â
Manajemen keluarga dapat dimulai dari komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia ketika berinteraksi sehari-hari, terutama dalam lingkup terkecil seperti keluarga. Komunikasi merupakan proses di mana individu mentransmisikan stimulus yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu yang lainnya. Shanono dan Weaver mengatakan bahwa komunikasi merupakan suatu bentuk pengiriman pesan atau simbol-simbol yang mengandung arti dari seorang komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu.
Setiap anggota keluarga juga harus memiliki komunikasi yang jelas yang dapat menyampaikan peran dari setiap anggota yang berbeda-beda. Pada keluarga peran yang lebih dominan adalah peran seorang ibu yang mempunyai kewajiban dalam mengurus rumah tangga, selain itu ibu rumah tangga juga membantu suami dalam hal menambah pendapatan keluarganya, sehingga kebutuhan keluarga dapat terpenuhi. Potensi yang paling yang menarik untuk dikaji adalah potensi ibu rumah tangga ketika tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga di rumah melainkan bekerja untuk membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Perubahan produktivitas tenaga kerja wanita sebagai ibu rumah tangga memiliki potensi yang strategis dalam membantu suami untuk menambah pendapatan keluarga, sehingga kebutuhan keluarga dapat terpenuhi. Potensi tersebut menjadi bermanfaat apabila sumber daya manusianya berkualitas yang dapat dilihat dari tingginya tingkat pendidikan dan keterampilan, daya nalar, serta tingkat kesehatan jasmani dan rohani.Â