Mohon tunggu...
Cak Akbar
Cak Akbar Mohon Tunggu... Konsultan - menebar manfaat di era digital

قال ابن المبارك : لا يزال المرء عالما ما طلب العلم فإذا ظن أنه قد علم فقد جهل Berkatalah Ibnu Al-Mubaroq Seseorang akan selalu dikatakan berilmu tatkala dia selalu mencari ilmu, (maka) ketika dia telah menyatakan bahwa dirinya berilmu saat itulah dia (sebenarnya) bodoh

Selanjutnya

Tutup

Money

Saat Rupiahku Naik, Saat Rupiahku Turun

7 November 2024   16:15 Diperbarui: 7 November 2024   16:38 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh mudah menggambarkan ini ialah, saat terjadi krisis moneter nilai tukar tahun 1998. Kala itu nilai tukar 1 dollar setara dengan Rp.1.700 rupiah. Namun di saat puncak-puncak kelam krisis pada Juni 1998, 1 dollar setara dengan Rp.Rp. 16.650. tentu hal tersebut terjadi, ketika mata uang di Asia Tenggara mulai kehilangan nilainya yang di awali dari Baht Thailand, yang akhirnya menjadi efek domino sampai ke tanah air. 

Akibatnya, terjadi panic buying terhadap dollar AS yang kala itu di anggap stabil. Sehingga masyarakat berbondong-bondong menukarkan rupiahnya ke dollar.

 Alhasil, berdasarkan prinsip permintaan dan penawaran, permintaan atas dollar yang tinggi menjadikan nilainya semakin tinggi. Selain itu banyak hutang-hutang Perusahaan Multi Nasional (PMN) yang menggunakan kurs dollar auto gulung tikaar dikarenakan merosotnya nilai rupiah. Akhirnya, seperti yang kita tahu kisah krisis moneter 1998 menjadi sebuah catatan sejarah yang tak terlupakan.

Mengapa tidak dibuat 1 dollar = 1 rupiah? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu diketahui sejatinya melemahnya nilai tukar rupiah tidak selamanya berdampak buruk dan menguatnya nilai tukar rupiah tidak selamanya baik. Sebagai contoh, ketika nilai rupiah melemah terhadap dollar, secara tidak langsung Indonesia mendapatkan beberapa insentif tidak langsung akibat hal tersebut seperti,

  • Komoditas Indonesia menjadi murah secara mata uang global, sehingga secara tidak langsung menggenjot nilai ekspor sehingga cadangan devisa negara meningkat.
  • Traveling ke Indonesia menjadi lebih murah bagi turi mancanegara, khsusnya Amerika dan Erop, karena mereka bisa liburan ke Indonesia dengan kurs yang lebih murah yang secara tidak langsung meningkatkan devisa negara.
  • Investasi di Indonesia menjadi lebih murah, dikarenakan nominal investasi yang sama bernilai lebih besar bila diinvestasikan di Indonesia.
  • Keluarga Tenaga kerja Indonesia (TKI) akan lebih sejahtera, dikarenakan nilai kursnya lebih besar.

Trinitas Mustahil Rezim Nilai Tukar

Mungkin, apakah sempat terbesit dalam benak kita "mengapa mata uang di dunia tidak satu saja?" pandangan ini tentu sangat utopis, mengingat setiap negara memiliki kepentingan untuk menjaga kestabilan, serta kedaulatan negaranya. 

Terlebih negara-negara besar ingin tetap terus menjaga hegemoninya di antaranya dengan memiliki mata uang yang unggul dibandingkan mata uang negara lain. Lihat saja Rusia saat menginvasi ke Ukraina dan memutus komoditas vital yang dibutuhkan negara Eropa seperti gas dan minyak. Dalam transaksinya, Rusia mau mata uang pembayarannya berupa Rubel (mata uang Rusia) sehingga praktis mata uang Rusia menguat.

Namun, upaya menjadikan mata uang tunggal dunia (common currency) dalam praktiknya memicu banyak polemik. Contoh saja mata uang Euro, dimana negara-negara Eropa menggunakan mata uang yang sama. Di sisi lain kebijakan ini mempermudah transaksi antar negara di benua Eropa, namun di sisi lain negara yang lebih unggul akan merasa dirugikan jika harus "menggendong" negara-negara Eropa lain yang lemah. 

Contoh saja Britania Raya/Inggris yang melakukan Brexit (Britain Exit) karena dalam kesepakatan Uni Eropa Inggris banyak dirugikan seperti Inggris yang semula memiliki mata uang Poundsterriling yang nilainya lebih tinggi dari Euro harus disamakan senilai dengan Euro. Namun, negara-negara Eropa yang termasuk kategori miskin, seperti Cech, Ukraina, dan sejenisnya cukup terbantu dengan kebijakan tersebut.

Upaya lainnya juga sudah ditempuh IMF (International Monetary Fund) dengan menerbitkan SDR (Special Drawing Rights) dimana sebagai cadangan mata uang yang nilainya sama, namun permsalahannya nilai tersebut masih menjangkar dari dollar.

Praktis, upaya yang ditempuh oleh setiap negara adalah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun