Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Jangan Ada "Guru Jadi-Jadian"

13 Desember 2024   08:39 Diperbarui: 13 Desember 2024   10:55 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mulai sekarang bersungguh-sungguhlah menjadi guru. Kehadiran guru adalah senyuman bagi murid. (Dok. Akbar Pitopang)

Guru perlu menyadari bahwa setiap tindakan dan perkataan mereka akan dikenang oleh murid-muridnya. Oleh karena itu, meski tidak sempurna, seorang guru yang tulus dan berintegritas akan selalu berusaha memberikan yang terbaik. 

Guru hanyalah manusia biasa yang memikul tanggung jawab luar biasa. Mereka adalah pelita yang menerangi jalan bagi generasi, meski terkadang cahaya itu harus berjuang melawan angin kesalahan dan kekhilafan. tapi cahaya itu takkan padam begitu saja.

Dalam ketidaksempurnaan itulah guru sejati menemukan kekuatannya untuk memberi arti bagi murid-muridnya serta juga membawa nilai kehidupan bagi dunia.

Guru inspiratif menorehkan jejak kehidupan. (Dok. Akbar Pitopang)
Guru inspiratif menorehkan jejak kehidupan. (Dok. Akbar Pitopang)

Guru Enggan Menginspirasi

Arti dari "digugu lan ditiru" adalah guru itu inspirasi untuk diteladani. guru menjadi inspirasi moral yang berubah menjadi motivasi bagi murid. Makanya sikap dan tindakan guru berpengaruh hingga jangka panjang.

Guru dituntut untuk menjaga sikap dan perilakunya agar senantiasa mencerminkan nilai-nilai kebaikan. Dalam dunia yang serba digital seperti saat ini dimana setiap tindakan dapat dengan mudah terekam dan tersebar luas, maka menjaga harga diri sebagai seorang pendidik menjadi sangat penting. 

Guru yang bijaksana akan selalu berhati-hati dalam bertutur kata, bersikap, dan bahkan berinteraksi di media sosial.

Seorang guru juga harus memiliki growth mindset atau pola pikir berkembang. Artinya, guru harus terus memperbaiki diri. 

Guru sebagai figur publik dalam lingkup sekolah juga diharapkan mampu membangun hubungan yang baik dengan semua pihak ---siswa, orang tua, maupun masyarakat.

Mulai sekarang bersungguh-sungguhlah menjadi guru. Kehadiran guru adalah senyuman bagi murid. (Dok. Akbar Pitopang)
Mulai sekarang bersungguh-sungguhlah menjadi guru. Kehadiran guru adalah senyuman bagi murid. (Dok. Akbar Pitopang)

Profesi ini memang bukan incaran semua orang. Tapi hasilnya akan luar biasa tatkala mereka menjalaninya dengan cinta dan dedikasi. Lantas, menjadi guru melewati perjalanan hidup penuh tantangan sekaligus penuh makna. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun