Kegiatan ini juga membawa aspek spiritual dimana siswa diajarkan untuk lebih dekat dengan alam dan menyadari peran manusia sebagai khalifah di muka bumi. Karena tanggung jawab menjaga bumi bukan hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak sebagai generasi penerus.
Bagi sekolah yang ingin menjadikan program ini lebih dari sekadar gaya-gayaan maka perlu ada langkah strategis yang harus diambil. Misalnya, menjalin kerjasama dengan komunitas atau pemilik usaha terkait. Dan siswa bisa belajar langsung dari praktisi yang berpengalaman.Â
Keberlanjutan memang bukan perkara mudah tapi bukan berarti tidak mungkin. Dengan pengelolaan yang tepat semestinya kegiatan ini bisa membangun kebiasaan positif yang membekas di hati siswa hingga mereka akan membawa semangat ini kemanapun mereka pergi.
Sekarang sudah masanya untuk mengajarkan gaya hidup berkelanjutan kepada generasi muda karena bukan lagi pilihan tetapi kebutuhan.Â
Sebab dunia membutuhkan anak-anak muda yang tidak hanya jago joget-joget TikTok tetapi juga memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
Semoga kedepannya kegiatan menanam sayuran di sekolah bukan lagi sekadar P5. Agar menjadi simbol perubahan yang dimulai dari akar.Â
Dari tanah yang sama, tunas kecil tumbuh menjadi harapan besar untuk generasi penerus bangsa. Kita menanam harapan melalui setiap tunas yang tumbuh.Â
Layaknya harapan untuk Indonesia yang mandiri berdikari, konsisten hijau, dan komitmen berkelanjutan.
Semoga ini bermanfaat..