Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sejauh Mana Efektivitas Layanan Aduan Masalah Pendidikan

17 November 2024   02:09 Diperbarui: 17 November 2024   21:41 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para guru menyegel ruang Kepala Sekolah SMK Negeri 5 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (1/7/2024). (KOMPAS/SIGIRANUS MARUTHO BERE)

Sosialisasi yang masif tentang keberadaan program ini harus diprioritaskan, sehingga masyarakat tahu kemana harus melapor tanpa rasa takut dan was-was.

Keraguan masyarakat untuk melapor seringkali berakar pada dua hal, yakni ketidaktahuan dan ketakutan. 

Ketidaktahuan tentang mekanisme pelaporan membuat banyak pihak memilih diam, meski mereka mengetahui adanya pelanggaran. Ketakutan akan pembalasan atau intimidasi, membuat mereka ragu untuk bersuara. Di sinilah pentingnya jaminan kerahasiaan identitas pelapor.

Pemerintah bisa belajar dari sistem layanan aduan di negara lain yang terbukti berhasil. Misalnya, hotline pendidikan di beberapa negara dirancang dengan tingkat keamanan tinggi dan respons cepat. Pelapor tidak hanya merasa didengar, tetapi juga melihat tindakan nyata yang diambil terhadap masalah yang dilaporkan.

Ataupun pemerintah dapat belajar dari sektor lain yang telah sukses menjalankan program aduan. Layanan pengaduan online di bidang kesehatan, misalnya, telah menunjukkan efektivitas yang signifikan. Mengapa pendidikan tidak bisa demikian?

Ilustrasi. Membangun pendidikan bersih melalui layanan aduan yang profesional dan bersungguh-sungguh. (SHUTTERSTOCK via Kompas.com)
Ilustrasi. Membangun pendidikan bersih melalui layanan aduan yang profesional dan bersungguh-sungguh. (SHUTTERSTOCK via Kompas.com)

Layanan aduan di bidang pendidikan bisa berbasis teknologi agar lebih mudah diakses. Aplikasi atau platform digital bisa menjadi langkah praktis untuk menyampaikan laporan.

Lalu, bagaimana dengan aduan yang tidak terbukti keabsahannya? 
Di sinilah pentingnya sikap terbuka dari pihak yang dilaporkan. Klarifikasi yang jujur dan transparan akan menghapuskan kecurigaan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat. 

Sebaliknya, jika pihak yang dilaporkan bersikap terkesan arogan atau menyembunyikan fakta, maka ketidakpercayaan akan semakin merembet ke masalah lain.

Ketika masalah-masalah pendidikan tidak segera diselesaikan, dampaknya akan dirasakan oleh semua pihak. Sekolah kehilangan kepercayaan dari masyarakat, guru kehilangan semangat mengajar, dan siswa kehilangan kesempatan untuk belajar di lingkungan yang sehat. 

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mendukung layanan aduan. Tidak cukup hanya melapor, mereka juga harus terus memantau tindak lanjut dari laporan yang disampaikan. Jika perlu, masyarakat bisa membentuk kelompok independen yang bertugas memastikan bahwa semua laporan ditindaklanjuti dengan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun