Anak-anak pada umumnya jujur dan belum pandai menyembunyikan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan. Ketika mereka ditanya oleh teman-teman mereka tentang alasan absen dari sekolah, seringkali mereka dengan polos menceritakan situasi yang sebenarnya terjadi.
Yang ternyata tidak sesuai dengan apa yang dikatakan orangtua mereka kepada guru. Situasi seperti ini bisa menjadi bumerang bagi orangtua.
Kejadian ini harus menjadi perhatian serius bagi setiap orangtua. Jangan pernah menanamkan kebohongan dalam hal-hal sederhana, karena ini bisa menjadi contoh buruk yang akan dicontoh oleh anak di kemudian hari.Â
Sebagai orangtua, kita memiliki tanggung jawab besar untuk mengajarkan nilai-nilai kejujuran kepada anak-anak kita.
Jika kita ingin membentuk generasi yang berkarakter dan berintegritas, langkah pertama adalah memberikan teladan yang baik. Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan berkata jujur kepada guru terkait alasan ketidakhadiran anak di sekolah.Â
Ini mungkin tampak sepele, tetapi dampaknya sangat besar pada pembentukan karakter anak.
Kejujuran adalah fondasi dari integritas. Jika anak belajar sejak dini bahwa tidak apa-apa untuk berbohong demi alasan kenyamanan atau kepentingan pribadi, maka mereka akan membawa nilai tersebut hingga dewasa.Â
Dan sebaliknya, jika anak melihat orangtua selalu jujur, mereka akan menghargai kejujuran dan menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Meskipun guru tidak akan banyak bertanya tentang alasan ketidakhadiran anak, kejujuran tetap harus menjadi prinsip utama.Â
Misalnya, jika anak tidak masuk sekolah karena harus ikut orangtua bepergian, baik itu ke luar kota atau bahkan ke luar negeri. Lebih baik jujur menyampaikan hal tersebut daripada membuat alasan yang tidak benar.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!