Kekhawatiran terbesar adalah bila anak-anak ini "lost control" atau kehilangan arah, sehingga bisa mempengaruhi masa depan mereka dan berbalik menjadi bumerang bagi orangtuanya.Â
Meski demikian, tantangan bukan alasan untuk menghindari keinginan untuk menambah anak, maka harus siap menjemput tanggung jawab membangun keluarga yang harmonis.
Banyak orang mengaitkan kekhawatiran finansial berpengaruh dalam keputusan untuk menambah anak. Setiap anak telah dijanjikan rezekinya oleh Allah SWT.
Konsep "banyak anak, banyak rezeki" yang sering digaungkan oleh orang-orang zaman dahulu masih relevan. Tentu saja, dalam mewujudkan pernyataan tersebut, dibutuhkan ikhtiar serta upaya cerdas dalam mengelola sumber rezeki yang ada.
Yang perlu digaris bawahi adalah bagaimana kita menyikapi risiko-risiko dalam membesarkan anak di zaman serba cepat ini. Setiap pilihan hidup memang memiliki risiko, tetapi cara kita menghadapi dan mempersiapkannya adalah "koentji".Â
Sebagai orangtua, membekali diri dengan ilmu tentang parenting atau pengasuhan, pendidikan, dan komunikasi yang efektif sangat penting dalam mendampingi tumbuh kembang anak di tengah segala tantangan modern.
Sebab, merencanakan menambah anak juga berarti siap menghadapi tantangan yang akan datang. Perencanaan matang disertai dengan doa dan usaha, adalah langkah terbaik untuk mewujudkan keluarga yang harmonis di tengah berbagai perubahan yang terjadi di dunia ini.
Kesiapan orangtua mendidik anak lebih dari satu
Memiliki lebih dari satu anak bukan sekadar soal menambah anggota keluarga, melainkan juga tentang kesiapan orangtua dalam menghadapi tanggung jawab besar yang menyertainya.Â
Anak bukanlah sekadar anugerah, tetapi juga amanah yang membawa potensi besar dari Allah SWT---terdiri dari fisik, akal, dan hati.Â
Setiap anak lahir dengan fitrahnya, dan tugas orangtua lah untuk memastikan potensi ini berkembang secara optimal.Â