Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Orangtua Bonding Anak dari Buaian hingga Liang Lahat

20 September 2024   13:51 Diperbarui: 21 September 2024   07:39 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bonding anak. (our-team/Freepik via Kompas.com)

Ayah dan Bunda, pasti sudah tahu mengenai kasus-kasus tragis yang melibatkan anak dan remaja belakangan ini yang memang mengundang keprihatinan mendalam. Salah satunya, kasus kekerasan dan pembunuhan atas remaja perempuan, dimana para pelakunya ternyata masih berada dalam rentang usia anak dan remaja. Kejadian ini tidak hanya menyayat hati, tetapi juga membuka diskusi lebih luas tentang peran orangtua dalam membentuk karakter anak. Di balik tragedi ini, muncul pertanyaan besar, bagaimana proses bonding atau kedekatan emosional antara anak dengan orangtuanya?

Bonding atau ikatan emosional antara orangtua dan anak memegang peranan penting dalam membangun kepribadian dan karakter anak. Psikolog menyebut bahwa bonding yang kuat dapat membantu anak merasa lebih aman, dicintai, dan didukung. 

Hal ini menjadi fondasi bagi mereka untuk tumbuh menjadi individu yang stabil secara emosional dan moral. Sebaliknya, saat ikatan ini lemah atau bahkan tidak ada, anak bisa merasa terisolasi dan cenderung mencari pelarian yang seringkali berujung pada perilaku destruktif.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan gaya hidup modern, tantangan dalam membangun bonding semakin kompleks. Orangtua yang sibuk dengan pekerjaan, seringkali secara tidak sadar memprioritaskan karir daripada waktu berkualitas bersama anak. 

Padahal, dalam fase-fase krusial perkembangan anak, perhatian dan keterlibatan orangtua sangat dibutuhkan untuk memberikan pengertian dan arahan. Bila tanpa keterlibatan aktif dari orangtua, anak mungkin mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya, yang tidak selalu datang dari sumber yang positif.

Ada banyak aspek penting dalam proses bonding yang perlu diperhatikan oleh orangtua, diantaranya waktu berkualitas, komunikasi efektif, dan empati. 

Waktu berkualitas bukan sekadar menemani anak, tetapi melibatkan interaksi yang bermakna. Komunikasi efektif berarti mendengarkan tanpa menghakimi, serta memberikan ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaannya. Lalu empati memungkinkan orangtua memahami apa yang dirasakan anak dan memberikan dukungan emosional yang diperlukan.

Selain itu, penting bagi orangtua untuk memahami perkembangan psikologis anak sesuai dengan usia mereka. Anak-anak yang berada di usia remaja misalnya, sedang mengalami masa pencarian identitas yang membuat mereka lebih rentan terhadap pengaruh dari lingkungan. 

Ketika bonding orangtua tidak kuat, anak akan mencari figur lain sebagai pengganti ---yang terkadang bisa berasal dari kelompok teman sebaya yang memiliki pengaruh negatif.

Bonding yang kuat juga membekali anak dengan kemampuan untuk mengelola emosi dan konflik dengan lebih baik. Anak yang merasa diperhatikan dan didukung oleh orangtua cenderung lebih mampu mengendalikan diri ketika menghadapi situasi yang menantang. 

Kasus-kasus kekerasan yang melibatkan anak dan atau remaja menunjukkan bahwa selain pendidikan formal, pendidikan emosional dan moral dari rumah (pendidikan informal) adalah faktor kunci dalam mencegah perilaku menyimpang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun