Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Orangtua Bonding Anak dari Buaian hingga Liang Lahat

20 September 2024   13:51 Diperbarui: 21 September 2024   07:39 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nah, memiliki anak adalah anugerah, namun membangun bonding yang kuat adalah tugas mulia yang memerlukan dedikasi dan ketulusan. Ketika orangtua mampu menjalankan peran ini dengan baik, mereka tidak hanya mencetak generasi yang cerdas, tetapi juga individu yang memiliki kestabilan emosional dan kemampuan sosial yang luar biasa. 

Dengan bonding yang kokoh, anak-anak akan siap menghadapi dunia dengan segala kompleksitasnya.

Pentingnya Bonding Orangtua dalam Membangun Karakter Generasi. (Dok. Shutterstock/220 Selfmade studio via Kompas.com)
Pentingnya Bonding Orangtua dalam Membangun Karakter Generasi. (Dok. Shutterstock/220 Selfmade studio via Kompas.com)

Bagaimana Bonding Anak Setelah Masuk Sekolah

Memasukkan anak ke sekolah bukan berarti tanggung jawab orangtua dalam proses bonding bisa berkurang begitu saja. Banyak orangtua yang salah kaprah menganggap bahwa setelah anak mulai sekolah, tugas mendidik dan membentuk karakter sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru. 

Ini adalah kesalahpahaman besar! Sekolah memang memberikan pendidikan formal, tetapi pendidikan emosional dan pembentukan karakter yang paling berpengaruh tetap datang dari rumah, melalui peran orangtua yang aktif dan konsisten.

Ketika anak berada di sekolah, orangtua memang menyerahkan anaknya selama beberapa jam di bawah pengawasan guru. Namun, tanggung jawab orangtua dalam mendidik anak tidak boleh berhenti di sini. 

Sayangnya, begitu anak pulang sekolah, waktu bonding dengan orangtua sering kali terbatas karena alasan klasik seperti kesibukan kerja, aktivitas lain, atau bahkan kelelahan. Alhasil, anak seringkali merasa terabaikan di rumah, yang dapat berakibat buruk pada perkembangan emosional dan sosial mereka di kemudian hari.

Jika orangtua terlalu sibuk atau abai dalam mengalokasikan waktu berkualitas untuk anak setelah sekolah, ini bisa menjadi bumerang bagi keluarga. 

Oleh karena itu, meskipun anak sudah masuk sekolah, peran orangtua sebagai figur utama dalam kehidupan anak tetap tidak bisa digantikan oleh siapapun, termasuk guru. 

Proses bonding harus terus dipelihara, bahkan diperkuat, agar anak tumbuh menjadi individu yang pintar dan matang secara emosional dan berkarakter kuat. 

Jangan biarkan kesibukan menjadi alasan, karena masa depan anak sangat dipengaruhi oleh hubungan emosional yang mereka bangun dengan orangtua di rumah.

Ikatan Bonding Orangtua-Anak Seumur Hidup 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun